PENERAPAN
TEKNIK KWL ( Know What to Learn )
DALAM MEMBANDINGKAN ISI DUA TEKS DENGAN MEMBACA SEKILAS
PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI
SEKOLAH DASAR KELAS ATAS
{Nita Indriastuti (148) dan
Pradhita Wisnu Dwi R (170)}
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia seringkali seorang pendidik ataupun pengajar
mengalami kesulitan dalam menentukan teknik yang tepat untuk diterapkan. Seorang
pendidik atau guru akan semakin kesulitan karena dalam pembelajaran bahasa
Indonesia aspek yang harus dipelajari beraneka ragam. Tujuan penulisan makalah ini
adalah membantu guru khususnya guru SD dalam menentukan suatu teknik
pembelajaran yang cocok digunakan terutama dalam aspek atau keterampilan
membaca serta cara mengembangkan materi ajar dan melakukan penilaian terhadap
penerapan teknik tersebut. Hasilnya ialah teknik KWL (Know Want to Learn) merupakan salah satu teknik yang tepat untuk
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam membandingkan isi dua teks dengan
membaca sekilas. Teknik tersebut terdiri dari tiga langkah yaitu siswa diminta
membaca kedua teks berulang hingga tiga kali dengan menuliskan apa yang
diketahui; apa yang ingin dipelajari dan; apa yang telah dipejari. Dengan
melalui tahapan tersebut siswa dapat menyimpulkan isi dari masing-masing
bacaan. Dengan demikian siswa mampu menentukan dan membandingkan isi dua teks
dengan membaca sekilas.
Kata Kunci : Teknik KWL, membaca
sekilas, membandingkan dua isi teks
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam berbahasa dan bersastra, seseorang
dalam menempuh jenjang pendidikan, termasuk tingkat Sekolah Dasar (SD) harus
memiliki empat standar kemampuan, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Salah satu kemampuan tersebut ialah membaca, dalam
memahami suatu informasi atau pengetahuan maka seseorang harus mampu membaca
terlebih dahulu. Membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa
tulis (Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang
merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar
makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson
dalam Tarigan, 1986:7). Membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang
tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Harjasujana dalam Slamet,
2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala
ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang
lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan
memikirkan (Burhan dalam Slamet, 2008:67).
Dengan membaca, seseorang akan dapat
mengetahui informasi apapun dan dari mana saja sehingga mampu menambah wawasan
dan pengetahuannya. Namun banyaknya informasi dalam kehidupan sehari-hari,
membuat mereka sulit untuk memilih informasi yang bermanfaat dan yang tidak
bermanfaat. Sehingga membaca sebagai salah satu cara untuk memahami suatu
informasi yang diterimanya tersebut. Dalam memahami setiap informasi yang
diterima, maka siswa juga akan menerima beberapa teks yang terdapat didalam
informasi tersebut. Untuk dapat memahami dan membedakan manfaat dari isi teks
dalam informasi tersebut, siswa harus mampu membandingkan antar teks tersebut
dengan benar. Dengan demikian, siswa mampu mengambil manfaat dari setiap teks
yang dibacanya dengan bijaksana. Untuk dapat membandingkan antar teks atau
minimal dua teks, maka siswa harus membaca dan memahami isi kedua teks secara
keseluruhan. Namun biasanya seorang siswa akan merasa malas apabila harus
membaca teks yang panjang karena membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
menyelesaikan bacaannya tersebut. Informasi yang berharga terkadang tidak dapat
ditemukan dalam ringkasannya saja. Maka kemampuan untuk membaca dengan cepat
(sekilas) dan efektif menjadi sangat berperan dan menjadi suatu kebutuhan.
Membaca cepat (sekilas)
menjadi kebutuhan utama semua orang, khususnya bagi para siswa. Menurut
Muchlishoh (1992:153) membaca cepat itu satu jenis membaca yang diberikan
dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar,
serta dapat memahami isinya. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan
kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar dan
cepat akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan
dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku penunjang dan sumber-sumber belajar
tertulis yang lain. Sehingga kemampuan siswa dalam membaca terutama membaca
cepat sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Membaca sekilas
atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan
cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan,
1990:32). Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca
yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Teknik
membaca jenis ini membutuhkan keahlian dalam memahami sudut pandang si penulis
buku dalam memahami sesuatu. Inti dari membaca dengan teknik skimming yaitu
membaca sekilas dengan cepat untuk mendapatkan gambaran umum dari bacaan
tersebut. Membaca skimming dilakukan dengan cara membaca melompat-lompat hanya
pada ide pokok pikiran bacaan serta memahami temanya. Selanjutnya dalam membaca
ide ide pokok tersebut pembaca berusaha menemukan apa yang dicarinya.
Untuk dapat
membaca skimming (sekilas) dalam memahami isi suatu bacaan atau
teks, salah teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tersebut
ialah teknik KWL (What I Know, What I
want to learn, What I learned). Melalui teknik ini, guru membimbing siswa untuk dapat mengaktifkan
pengetahuan latarnya (skematanya) dan meningkatkan kemenarikan topik dalam teks
terhadap siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan menginterpretasi makna
yang terdapat dalam teks dan penyusunan rangkuman hasil membaca yang berisi
kombinasi antara isi bacaan dan skemata siswa. Dengan teknik
KWL ini, diharapkan siswa mampu membandingkan isi dua teks dengan membaca
sekilas.
Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis mengangkat sebuah judul “ Penerapan Teknik KWL
dalam Membandingkan Isi Dua Teks dengan Membaca Sekilas ”.
B.
Perumusan
Masalah
1. Bagaimana
pengembangan materi ajar dengan menggunakan teknik KWL dalam membandingkasn isi
dua teks melalui membaca sekilas ?
2. Bagaimana
penerapan teknik KWL dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan
dengan membaca sekilas ?
3. Bagaimana
variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca
sekilas melalui teknik KWL ?
C.
Tujuan
1. Memaparkan
contoh-contoh materi ajar dengan menggunakan teknik KWL dalam membandingkasn
isi dua teks melalui membaca sekilas
2. Mendeskripsikan
penerapan teknik KWL dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan
dengan membaca sekilas
3. Menganalisis
variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca
sekilas melalui teknik KWL
D.
Manfaat
1.
Dengan memaparkan tentang contoh-contoh
materi ajar dengan menggunakan teknik KWL dalam membandingkasn isi dua teks
melalui membaca sekilas diharapkan dapat menginspirasi
guru untuk melakukan pembelajaran lebih bervariasi dan mampu meningkatkan
keberhasilan belajar siswa.
2.
Dengan mendeskripsikan tentang penerapan
teknik KWL dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan dengan
membaca sekilas diharapkan dapat menginspirasi guru
untuk menggunakan teknik yang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
belajar dengan baik dan optimal.
3. Dengan
menganalisis tentang variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua
teks dengan membaca sekilas melalui teknik KWL diharapkan
dapat membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
II.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Landasan
Teori
1. Pengertian
Ketrampilan Membaca
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar
belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca.
Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan
semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab
tantangan hidup pada masa mendatang (Rahim, 2007:1).
Menurut
Wiryodijoyo (1989:1) membaca adalah salah satu ketrampilan yang berkaitan erat
dengan ketrampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Dengan
bahasa manusia dapat berkomunikasi terhadap sesamanya. Ia juga menyebutkan
bahwa membaca sebagai satu ketrampilan. Untuk memelihara dan memberikan arti
bagi hidupnya, manusia memerlukan berbagai ketrampilan. Setelah berkembang
ketrampilan fisik dan pancaindera, pada anak kecil kemudian berkembanglah
ketrampilan berbicara. Setelah cukup matang perkembangan jiwanya barulah anak
mengembangkan ketrampilan membaca.
Burns,
dkk. (dalam Rahim, 2007:1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan
sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang
tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar.
Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan anak-anak yang melihat
tingginya nilai (value) membaca dalam
kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang
tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.
Menurut
Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007:2) membaca pada hakikatnya adalah suatu
yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan,
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan
simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,
membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas
membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.
Syafi’e
(dalam Rahim, 2007:2) mengemukakan bahwa terdapat tiga istilah yang sering
digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan, sedangkan proses decoding (penyandian)
merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD kelas
(I, II, dan III) yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Penekanan
membaca pada tahap ini ialah proses perceptual, yaitu pengenalan korespondensi
rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Sementara itu proses memahami makan (meaning) lebih ditekankan di
kelas-kelas tinggi SD.
Menurut
pandangan tersebut, membaca sebagai
proses visual merupakan proses menerjemahkan symbol tulis ke dalam bunyi.
Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis (critical
reading). Membaca sebagai proses linguistic, skemata pembaca membantunya
membangun makna, sedangkan fonologis, semantic, dan fitur sintaksis membantunya
mengomunikasikan dan menginterpretasikan pesan-pesan. Proses metakognitif
melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan
pengevaluasian. Pembaca pada tahap ini mengidentifikasi tugas membaca untuk
membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan menilai
hasilnya (Rahim, 2007:3).
Sedangkan
Klein, dkk. (dalam Rahim, 2007:3)
mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu
proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif.
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan
informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai
peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu
strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang
sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca.
Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Membaca
adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks.
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa
tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi
antara pembaca dan teks.
Kemudian
menurut Indihadi, dkk (2009:236) menyebutkan bahwa terdapat 3 (tiga) tahap
kegiatan yang dilakukan pembaca saat berinteraksi dengan penulis teks.
Tahap-tahap itu adalah (1) kegiatan pembaca sebelum membaca, (2) kegiatan
pembaca dalam proses membaca, dan (3) kegiatan pembaca setelah membaca. Dari
masing-masing tahap, pembaca melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Tahap
sebelum membaca
Kegiatan pembaca pada
tahap ini adalah:
1) Pembaca
menggunakan pengetahuan (skemata topik), bahasa yang digunakan dalam teks,
system tanda baca (graphophonic knowledge)
serta pola retorik/struktur teks.
2) Pembaca
sudah memiliki “bekal” untuk membaca, pengalaman membaca sebelumnya,
penyajian teks, tujuan membaca dan
sasaran (fokus) untuk membaca.
b) Tahap
dalam proses membaca
Kegiatan
pembaca pada tahap ini adalah pembaca melakukan kegiatan (a) skimming dan scanning, (b) pencarian pengertian, (c) peramalan implikatur, (d)
pemaknaan kembali (rereading), (e) pengujian
hipotesis, dan (f) penyusunan kembali (melanjutkan) hasil bacaan.
c) Tahap
setelah membaca
Kegiatan
pembaca pada tahap ini adalah pembaca (a) merespons dalam berbagai cara
(membicarakan, menuliskan, atau mengerjakan), (b) merefleksi berdasarkan apa yang
dibaca, (c) merasa sukses dan ingin membaca lagi, dan (d) mengkreasikan apa
yang dibaca.
Kegiatan
pembaca dalam masing-masing tahap itu dapat terlaksana apabila pembaca sudah
memiliki keterampilan mengubah lambing-lambang tertulis (teks) menjadi lambang
bermakna. Apabila pembaca sudah memiliki keterampilan tersebut dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam masing-masing tahap membaca, berarti
pembaca dipandang sudah memiliki kemampuan komunikasi dalam bahasa tulis.
Dari
berbagai sudut pandang tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan salah
satu keterampilan dalam berbahasa yang penting bagi manusia untuk dapat
memahami suatu informasi yang diperoleh melalui proses yang rumit dan
memerlukan strategis yang tepat didalamanya untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Tujuan
membaca
Rahim
(2007:11) mengatakan bahwa membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang
membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya
menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau
dengan membantu mereka menyususn tujuan membaca siswa itu sendiri. Tujuan
membaca menurut Blanton, dkk. Dan Irwin dalam Burns dkk. (dalam Rahim,
2007:11-12) mencakup:
a) Kesenangan
b) Menyempurnakan
membaca nyaring
c) Menggunakan
strategi tertentu
d) Memperbaharui
pengetahuannya tentang suatu topic
e) Mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
f) Memperoleh
informasi untuk laporan lisan atau tertulis
g) Mengkonfirmasikan
atau menolak prediksi
h) Menampilkan
suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
i)
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
spesifik
Berdasarkan
pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa dalam proses membaca harus memiliki
tujuan yang pasti sehingga dapat memperoleh manfaat setelahnya.
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Menurut
Rahim (2007:16) terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca,
baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Faktor-faktor
yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim,
2007:16) ialah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.
a) Faktor
Fisiologis
Menurut
Rahim (2007:16) faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca. Beberapa ahli
mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan
kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu factor yang dapat
menyebabkan anak gagal dalam mengingkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka.
Sedangkan menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2007:16) Gangguan pada alat
bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan
belajar membaca anak. Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak yang
mempunyai masalah pada alat bicara dan alat pendengaran. Walaupun tidak
mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran
belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan
mereka dalam membedakan symbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf,
angka-angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p dan d.
Perbedaan pendengaran adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan
bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak.
b) Faktor
Intelektual
Secara
umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak
dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan
guru juga turut memengaruhi kemampuan membaca permulaan anak (Rahim, 2007:17).
c) Faktor
Lingkungan
Faktor
lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan
itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa dirumah, dan (2) social
ekonomi keluarga siswa.
d) Faktor
Psikologis
Faktor
lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor
psikologis. Faktor ini mencakup (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan
social, emosi dan penyesuaian diri.
Dari
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa factor yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam membaca antara lain factor fisiologi, intelektual,
lingkungan dan psikologis. Keempat factor tersebut sangat penting karena
memiliki hubungan yang saling mempengaruhi.
4. Pengertian
Membaca Sekilas (Skimming)
Menurut
Wiryodijoyo (1989:90) Skimming adalah
satu ketrampilan membaca cepat yang sistematis, lebih
teliti, dan berguna ketika kita tidak bermaksud membaca sesuatu bahan bacaan
secara lengkap, seperti surat kabar, majalah, penerbitan berkala yang
lain, mendapatkan latar belakang informasi khusus dari banyak sumber.
Sedangkan
menurut Tarigan (1897:169) membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan
umum dari sesuatu bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian pembaca
hanya kepada butir-butir yang dibicarakan. Bila yang dibaca bab suatu buku maka
perhatian pembaca hanya kepada judul bab dan anak-anak judulnya untuk
mendapatkan gambaran umum. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari inti,
sari bahan bacaan.
Berdasarkan
pandangan dari beberapa ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa membaca sekilas (skimming) merupakan satu ketrampilan
membaca dengan cepat dan sistematis untuk memperoleh kesan umum dari suatu
bacaan.
5. Pengertian
Teknik KWL
Menurut Rahim (2007:41) strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan
membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah
membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang
diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan
pertanyaan tentang berbagai topic. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka
sendiri.
Strategi
ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru
menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik.
Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan
suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin
mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
Langkah-langkah pembelajaran membaca
dengan strategi KWL adalah sebagai berikut:
a) Awali
kelas dengan kegiatan membaca, setelah itu siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan
“apa” yang sudah diketahui dari bacaan itu. Bahan bacaan dapat disediakan oleh
guru atau siswa. Jika bahan disediakan oleh guru, maka bahan itu harus
disesuaikan dengan minat dan potensi siswa. Teknik pendeskripsian “apa” yang
sudah diketahui adalah siswa menuliskan hal-hal (apa) yang diketahui dari
bacaan setelah siswa melaksanakan kegiatan membaca, guru dapat menentukan batas
(jumlah) maksimal yang harus dideskripsikan tersebut, sehingga guru dapat
menilai kompetensi siswa.
b) Setelah
langkah 1 dipandang memadai, guru menugaskan siswa untuk membaca kedua,
kemudian siswa ditugaskan untuk menentukan “apa” yang ingin dipelajari dari
bacaan itu. Bahan bacaan yang dibaca oleh siswa adalah bahan bacaan yang sama
dengan langkah 1, termasuk teknik penentuan “apa” yang sudah dipelajari.
c) Tugaskan
siswa membaca bahan bacaan yang sama dengan langkah 2, setelah itu siswa
ditugaskan untuk mendeskripsikan “apa” yang sudah dipelajari. Teknik
pendeskripsiannya adalah sama dengan langkah 1 dan 2. Guru memberikan bantuan
kepada siswa yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
d) Setelah
siswa melaksanakan tugas dari masing-masing langkah, siswa ditugaskan untuk
melaporkan hasilnya.
Pelaporan
hasil itu dapat dituliskan menjadi sebuah tabel berikut atau bentuk lain, misalnya:
dideskripsikan secara berurut, tidak berbentuk tabel.
Saya
ingin mengetahui
|
Saya
ingin mempelajari
|
Saya
sudah mempelajari
|
1.
…………………..
|
1.
……………………
|
1.
……………………..
|
2.
…………………..
|
2.
……………………
|
2.
…………………......
|
3.
…………………..
|
3.
……………………
|
3.
……………………..
|
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik KWL terdapat tiga tahap
atau langkah yaitu; pertama, apa yang saya ketahui (K) merupakan kegiatan
sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Kedua, What I want to Learn (W), guru menuntun
siswa menyususn tujuan khusus membaca. Dan tahap terakhir ialah What I have Learned (L) terjadi setelah
membaca. Ketiga tahap tersebut memiliki tujuan yaitu mampu memberikan penegasan
dan penekanan kepada siswa terhadap tujuan mereka membaca suatu bacaan.
B. Penelitian
yang Relevan
Aritonang
(2006) meneliti “Meningkatkan Kemampuan
Siswa dalam Membaca Cepat”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui jumlah kata per menit kemampuan siswa membaca, pemahaman isi bacaan,
faktor-faktor penghambat membaca cepat, cara mengatasinya, serta usaha
meningkatkan kemampuan siswa membaca cepat. Hasil dari penelitian Aritohang
ialah kecepatan membaca kata per menit siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK
PENABUR yaitu, 46 responden di atas 201 kata per menit, 14 responden lainnya
berkisar antara 151 – 200 kata per menit. Sedangkan kemampuan memahami isi
bacaan hanya 15 responden yang pemahaman bacaannya di atas 70%, 45 responden
lainnya kurang dari 60%. Sehingga 25% siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR
yang memiliki kemampuan membaca cepat. Disarankan agar guru mengetahui
faktor-faktor penghambat membaca cepat, cara mengatasinya, dan melatih siswa
dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat.
Mulyadi
(2009) meneliti “Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas 1 Sekolah
Dasar”. Tujuan penelitian Saudara Mulyadi adalah untuk meningkatkan
proses pembelajaran membaca permulaan serta meningkatkan kemampuan membaca
permulaan melalui model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas I SD Negeri
Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil
penelitiannya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru
dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca permulaan dan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I SD Negeri Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
semester I tahun pelajaran 2009/2010. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rerata
hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 58,75% pada siklus
II sebesar 72,5% dan pada siklus III sebesar 85%. Rerata kemampuan membaca
permulaan siswa pada kondisi awal 59,06 dengan tingkat ketuntasan klasikal 25%.
Pada siklus I, nilai rerata kemampuan membaca permulaan siswa 67,81 dengan
tingkat ketuntasan secara klasikal 43,75%. Pada siklus II nilai rerata
kemampuan membaca permulaan siswa 71,71 dengan tingkat ketuntasan secara
klasikal 68,75%. Pada siklus III nilai rerata kemampuan membaca permulaan siswa
76,81 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 87,5%.
Aisah (2011) meneliti “Keefektifan Teknik Membaca
Dengan Mengenal, Menjelaskan, Dan Mempertimbangkan Gagasan Penulis Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri Di
Kecamatan Nguter Sukoharjo”. Tujuan penelitian Saudari Aisah adalah untuk
mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang
diajar dengan teknik 4M dan kelompok siswa yang diajar tanpa teknik 4M serta
menguji keefektifan penggunaan teknik membaca dengan mengenal, menjelaskan, dan
mempertimbangkan gagasan penulis (4M) untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Nguter Sukoharjo. Dan hasil
penelitiannya adalah : (a) terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang
diajar menggunakan teknik 4M dan siswa yang diajar tanpa menggunakan teknik 4M;
(b) pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik 4M lebih efektif
dibanding pembelajaran membaca pemahaman tanpa teknik 4M.
Nuryati
(2011) meneliti “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dalam Membaca Buku Teks
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII D SMP Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi Dengan
Teknik Skimming Tahun Ajaran
2011-2012”. Tujuan penelitian saudari Nuryati antara lain : (a) Mendeskripsikan
peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia
dengan teknik skimming siswa kelas
VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal; (b) Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa
kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa
Indonesia dengan teknik skimming. Hasil
penelitian berupa (a) terjadinya peningkatan keterampilan membaca cepat dalam
membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi, dan (b)
terjadi perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal dengan
diadakan membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
Harsono
dkk (2012) meneliti
“Pengaruh Strategi Know Want To
Learn (Kwl) dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa SMP
Negeri di Temanggung”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji ada tidaknya: (1) pengaruh strategi membaca Know Want to Learn (KWL)
terhadap kemampuan membaca intensif siswa; (2) pengaruh minat baca tinggi
dan rendah terhadap kemampuan membaca intensif siswa; dan (3) interaksi antara
strategi membaca dan minat baca terhadap kemampuan membaca intensif siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama
di Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2011/2012. Analisa data menggunakan
analisis variansi dua jalan. Hasil penelitian adalah (1) terdapat perbedaan
kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan
konvensional, yaitu kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan
strategi KWL lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan strategi
konvensional. (2) terdapat perbedaan kemampuan membaca intensif siswa yang
mempunyai minat baca tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai minat baca
rendah yang ditunjukkan rerata siswa yang memiliki minat baca tinggi 77,80,
sedangkan rerata siswa yang memiliki minat baca rendah 69,91, dan (3) tidak ada
interaksi antara strategi membaca dengan minat baca terhadap kemampuan membaca
intensif siswa.
Ngatman
dkk (2012) meneliti “Penggunaan Media
Pembelajaran Macromedia Flash Dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat
Siswa Kelas V SD”. Tujuan penelitiannya adalah : (a) untuk mengetahui
peningkatan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD; (b) untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa : (a) kemampun membaca cepat siswa meningkat dari 76 kpm pada
pretest, menjadi 87 kpm pada siklus I, kemudian pada siklus II menjadi 98 kpm,
dan pada siklus III menjadi 102 kpm; (b) Respon siswa terhadap penggunaan media
pembelajaran Macro-media Flash selalu meningkat. Siswa merasa senang,
semangat, perhatian, antusias terhadap penggunaan media pembelajaran Macromedia
Flash, sehingga menjadikan pembelajaran membaca cepat menarik yang berimbas
pada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa.
Sari
( 2012 ) dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Memahami Teks
Bacaan Melalui Membaca Sekilas (Skimming)
di Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kota Blitar “. Hasil observasi menunjukkan bahwa
masalah tentang pemahaman teks bacaan yang terjadi di kelas V SDN Tanjungsari 1
Kota Blitar masih sangat rendah yaitu sebanyak 23 siswa kemampuannya dalam
memahami isi teks bacaan belum maksimal. Dalam mengajar guru menggunakan metode
dan teknik membaca yang kurang variatif, menyenangkan dan menarik perhatian siswa.
Berdasarkan uraian tersebut tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan
penerapan membaca sekilas (skimming)
dalam meningkatkan pemahaman teks bacaan siswa di kelas V dan mendeskripsikan
dengan menerapkan teknik membaca sekilas (skimming)
dapat meningkatkan pemahaman teks bacaan siswa kelas V serta
mengorganisasikannya dengan kelompok. Penelitian ini menggunakan jenis
Penelitian Tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Tanjungsari 1 Kota Blitar yang terdiri dari 31 siswa. Langkah-langkah model ini
ialah kerja kelompok, membaca dua teks bacaan dengan membaca sekilas,
membandingkan kedua teks bacaan tersebut dengan cara dicari persamaan dan
perbedaannya, dan persentasi kelompok. Pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar sebesar 11,55% dari sebelum dilakukan tindakan
dengan melihat rata-rata ulangan harian sebelumnya dan setelah dilaksanakan tes
akhir siklus 1. Sedangkan hasil belajar siswa dari siklus 1 telah meningkat
sebesar 7% ke siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran membaca sekilas (skimming) dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas V di SDN Tanjungsari 1 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, dapat disarankan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran memahami teks bacaan, maka teknik membaca sekilas (skimming) hendaknya dapat dijadikan
pertimbangan guru dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun
penerapan pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
Penerapan pembelajaran membaca sekilas (skimming)
hendaknya dapat digunakan juga oleh peneliti lain untuk melaksanakan atau
mengembangkan penelitian serupa pada subjek penelitian yang berbeda.
Suhartiningsih
(2012) meneliti “Meningkatkan Kemampuan
Mengapresiasi Bacaan Cerita Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Melalui Pendekatan
Area Isi”. Tujuan penelitiannya ialah secara umum adalah untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas V dalam mengapresiasi bacaan cerita di
sekolah dasar melalui pendekatan isi. Tujuan khusus penelitian ini untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan unsur-unsur yang membentuk cerita,
nilai-nilai yang terkandng dalam cerita dan memberikan tanggapan tertulis
tentang isi cerita. Setelah tindakan dilakukan dengan menerapkan pendekatan
area isi dalam pembelajaran apresiasi sastra. Dan hasil penelitiannya adalah:
(a) 80% dari siswa bisa menemukan unsur-unsur yang membentuk cerita dengan
benar, (b) 75% dari siswa dapat menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam
cerita dengan benar, dan (c) 80% dari siswa bisa memberikan tanggapan tertulis
tentang isi cerita dengan bahasa kronologis yang mudah dipahami.
Patilima ( 2013 ) dalam penelitiannya yang berjudul “
Kemampuan Siswa Membandingkan Dua Teks
Di Kelas V Sdn 2 Telaga 2 Kabupaten Gorontalo “. Dan hasil dari penelitiannya
ialah kemampuan siswa membandingkan dua teks dari 22 siswa yaitu 11 atau
50 % siswa yang sudah mampu, dan siswa tidak mampu 11 orang atau 50 %.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah kemampuan siswa membandingkan dua teks di
kelas V SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, tingkat kemampuan yang dimiliki
setiap individu berbeda-beda, ada tingkat kemampuan siswa yang tinggi dan ada
pula tingkat kemampuan siswa yang rendah.
Restyaningrum dkk (2013) meneliti “Upaya
Meningkatkan Keterampilan Membaca Sekilas Dengan Menggunakan Metode Quantum
Reading”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran
keterampilan membaca sekilas siswa kelas V SD Negeri Sanggang 03, Bulu,
Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitiannya adalah guru kelas V dan
siswa kelas V yang berjumlah 15 siswa. Hasil dari penelitiannya ialah: (a)
penggunaan metode Quantum Reading dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas pada
siswa kelas V SD Negeri Sanggang 03, Bulu, Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan membaca sekilas terbukti
dari persentase ketuntasan proses pembelajaran yang dicapai selalu meningkat,
yaitu pada siklus I sebesar 72% dengan kategori baik dan siklus II meningkat
lagi mencapai 91% dengan kategori sangat baik. Dilihat dari aspek kinerja guru,
siklus I nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,30 dengan kategori baik dan
pada siklus II nilai rata-rata yang di-peroleh sebesar 3,67 dengan kategori
sangat baik; (b) pengguna-an metode Quantum Reading dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas siswa kelas V SD
Negeri Sanggang 03, Bulu, Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Peningkatan
kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas ditandai oleh
meningkatnya ketuntasan klasikal pembelajaran keterampilan membaca sekilas dan
peningkatan nilai rata-rata kelas. Ketuntasan klasikal yang dicapai pada
pratindakan sebesar 33,33%. Siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi
73,33% dan siklus II ketuntasan klasikal meningkat menja-di 100%, melebihi
indikator kinerja yang dicapai.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan Materi Ajar dalam Pembelajaran
Membandingkan Isi Dua Teks dengan Menggunakan Metode KWL Melalui Membaca
Sekilas
Dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks akan
disampaikan melalui pengembangan materi ajar berupa teks atau bacaan cerita.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran ini dibutuhkan dua teks sebagai bahan
bacaan. Bahan bacaan yang dipilih merupakan bacaan yang bersumber pada majalah
bobo, sehingga sangat familiar di
kalangan anak-anak. Bacaan yang pertama berjudul “ Siapa yang Ambil?” dan
bacaan kedua berjudul “Gelang Perak Persahabatan”. Keduanya merupakan cerpen
yang berisi cerita anak didalamnya mengandung pesan tersirat didalamnya. Cerpen
merupakan cerita yang memiliki alur pendek sehingga tidak membutuhkan waktu
lama untuk membaca seluruh ceritanya. Cerpen juga tidak memiliki permasalahan
yang tergolong rumit.
Pada bacaan atau cerpen pertama bercerita tentang
seorang anak perempuan yang sedang berlibur dirumah kakeknya. Anak perempuan
itu bernama Tania. Suatu ketika, kakek Tania kehilangan beberapa buku anak-anak
kemudian Tania beraksi sebagai detektif hingga pelaku yang mengambil buku
kakeknya dapat diketahui. Bacaan yang kedua bercerita tentang dua anak
perempuan yang menjalin persahabatan begitu erat dan telah berjalan selama tiga
tahun. Kedua anak perempuan tersebut bernama Asih dan Rika. Kemudian salah satu
dari mereka yaitu Rika baru saja berlibur ke rumah neneknya yang tinggal di
Jogja. Setelah liburan selesai Rika kembali bersekolah dan bertemu dengan Asih.
Keduanya melepas rindu dan Asih membawakan oleh-oleh berupa gelang perak.
Gelang tersebut kemudian mereka jadikan sebagai pengikat persahabatan keduanya,
namun pada suatu hari gelang tersebut menimbulkan suatu masalah diantara
keduanya. Kemudian keduanya mampu menyelesaikan masalah itu karena didasarkan
pada persahabatan yang tulus.
Dari kedua bacaan yang berisi cerita-cerita anak
tersebut keduanya mengandung pesan atau amanat yang dapat anak-anak ambil dan
bermanfaat bagi mereka. Di dalamnya mengandung karakter atau sifat-sifat baik
dan terpuji yang patut untuk dicontoh, cara cerdas seorang anak dalam
menyelesaikan permasalahan, ketulusan hati dalam berteman dll. Cerita yang
bermakna seperti ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran membandingkan
isi dua teks dengan metode atau teknik KWL.
Pada metode KWL anak atau siswa diminta untuk
membaca bahan bacaan hingga tiga kali atau tiga tahap dengan tujuan
masing-masing dari ketiga tahap tersebut. Tahap pertama siswa diminta membaca
teks atau bacaan, setelah siswa selesai membaca diminta menuliskan apa saja
yang mereka ketahui. Dari pelaksanaan tahap ini, siswa akan mengetahui gambaran
keseluruhan cerita yang terdapat dalam bacaan tersebut. Kemudian tahap kedua, siswa
diminta membaca bacaan yang sama kemudian menuliskan apa saja yang ingin mereka
pelajari. Melalui langkah kedua tersebut, siswa didorong untuk masuk pada tahap
selanjutnya yaitu tentang apa saja yang ingin mereka ketahui setelah mereka
dapat menuliskan apa saja yang mereka ketahui. Sehingga pemikiran mereka secara
otomatis dapat berkembang dan mampu memusatkan konsentrasi mereka pada isi
bacaan. Tahap yang terakhir yaitu siswa diminta untuk membaca teks atau bacaan
yang sama kemudian menentukan dan menuliskan apa saja yang sudah mereka
pelajari atau ketahui dari isi bacaan tersebut. Kemudian tahap yang sama
dilakukan pada bacaan kedua. Sehingga dalam menentukan topic dan isi dari kedua
bacaan tersebut, siswa harus mampu melewati tahap demi tahap dalam metode KWL.
Setelah siswa mampu menentukan isi dari kedua bacaan barulah mereka dapat
membandingkan isi keduanya.
Kedua bahan bacaan diatas dipilih berdasarkan isi
dari bacaan itu sendiri. Apabila suatu bacaan berisi cerita atau hal yang
bermanfaat bagi siswa maka akan memberikan kesan dan pembelajaran yang positif
pula bagi mereka. Namun berbeda dengan bacaan yang digunakan merupakan bacaan
yang tidak memiliki pesan atau manfaat bagi pembacanya khusunya bagi siswa,
maka siswa tidak akan memperoleh manfaat dari bacaan yang telah dibacanya. Selain
itu, bacaan yang dipilih dari majalah bobo tersebut merupakan bacaan yang
bercerita tentang anak-anak dengan penggunaan bahasa yang mudah untuk dipahami
oleh mereka.
Selain itu, kedua bacaan atau cerpen tersebut
memiliki kesamaan yaitu cerita yang memiliki suatu permasalahan kemudian
terdapat penyelesaian didalamnya. Sehingga anak atau siswa dalam membandingkan
isi dua teks dapat lebih mudah karena yang dipelajari dan diketahui itu
memiliki pendeskripsian yang sama dari keduanya. Untuk itu, sebaiknya dalam
pembelajaran ini menggunakan dua teks yang memiliki ciri hampir sama seperti
yang telah diuraikan. Kemudian selain cerita anak atau cerpen diatas, bahan
bacaan yang cocok dalam pembelajaran ini dapat menggunakan teks yang berisi
pengetahuan, seperti tentang flora dan fauna, kesehatan, dan pengetahuan atau
teknologi yang terdapat di luar negeri (terlampir). Sehingga siswa mampu
mengetahui isi suatu teks mulai dari apa, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana
isi dari bacaan tersebut. Namun bacaan tersebut juga menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa serta bermanfaat bagi mereka.
Dalam pembelajaran ini juga menggunakan keterampilan
membaca yaitu dengan membaca sekilas. Dengan demikian, siswa membutuhkan bacaan
yang mudah untuk mereka pahami dengan cepat. Namun biasanya terdapat beberapa
hal penting yang seringkali terlewatkan karena pembacaan sekilas tersebut.
Untuk itu teknik yang tepat adalah teknik KWL, teknik yang mengandung tiga
tahap atau tiga kali pembacaan dengan tujuan siswa mampu memahami benar tentang
apa yang mereka ketahui dari bacaan tersebut.
Pengembangan
Materi Ajar dalam Pembelajaran :
1. Bacalah
teks dibawah ini dengan membaca sekilas (skimming)
!
Bacaan 1
(Majalah
Bobo, 2011)
2. Setelah
selesai membaca, tuliskan apa saja yang kalian ketahui dari teks atau bacaan
tersebut pada tabel yang sudah dibuat !
3. Bacalah
kembali teks tau bacaan diatas dan tuliskan apa saja yang ingin kalian pelajari
dari teks atau bacaan tersebut pada tabel !
4. Setelah
selesai menuliskan apa saja yang ingin dipelajari, bacalah satu kali lagi teks
atau bacaan diatas dan tuliskan apa saja yang sudah kalian pelajari dari teks
atau bacaan tersebut pada tabel yang telah kalian buat !
5. Kemudian
tentukan isi dari teks atau bacaan diatas dengan bantuan pengisian pada tabel
yang sudah kalian lakukan sebelumnya !
6. Tentukan
dan diskusikan isi bacaan tersebut dengan masing-masing kelompok yang sudah
ditentukan !
7. Tuliskan
hasil diskusi kelompokmu pada lembar folio !
8. Setelah
isi bacaan diatas sudah kalian temukan, bacalah teks dibawah ini dengan membaca
sekilas (skimming) !
Bacaan 2
(Majalah
Bobo, 2011)
9. Setelah
selesai membaca sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, tuliskan apa saja
yang kalian ketahui dari bacaan diatas pada tabel yang sudah dibuat !
10. Bacalah
kembali teks diatas dan tuliskan apa saja yang ingin kalian pelajari dari teks
atau bacaan tersebut pada tabel masing-masing !
11. Kemudian
bacalah satu kali lagi teks atau bacaan tersebut dan tuliskan apa saja yang
sudah kalian pelajari dari bacaan tersebut !
12. Tentukan
isi bacaan dengan berdiskusi kembali bersama masing-masing kelompok !
13. Setelah
kedua bacaan ditemukan isinya, diskusikan kembali tentang perbandingkan dari
isi kedua teks dalam bentuk tabel pada lembar folio !
14. Laporkan
hasil diskusi kelompokmu hari ini kepada guru !
B.
Penerapan teknik KWL ( Know What to Learn
) dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan dengan membaca
sekilas
Langkah-langkah pembelajaran membaca
dengan menggunakn strategi KWL ( Know What to Learn ) adalah sebagai
berikut :
1.
Awali kelas dengan kegiatan membaca,
setelah itu siswa ditungaskan untuk mendeskripsikan
”apa” yang sudah diketahui dari bacaan itu. Bahan bacaan dapat disediakan oleh
guru atau siswa. Jika bahan disediakan oleh guru, maka bahan itu harus
disesuaikan dengan minat dan potensi siswa. Teknik pendeskripsian “apa” yang
sudah diketahui adalah siswa menuliskan hal-hal (apa) yang diketahui dari
bacaan setelah siswa melaksanakan kegiatan membaca. Guru dapat menentukan batas
(jumlah) mksimal yang harus dideskripsikan tersebut, sehingga guru dapat
menilai kompetensi siswa.
2.
Setelah langkah (a) dipandang memadai,
guru menugaskan siswa untuk membaca kedua, kemudian siswa ditugaskan untuk
menentukan “apa” yang ingin dipelajari dari bacaan itu. Bahan bacaan yang
dibaca oleh siswa adalah bahan bacaan yang sama dengan langkah (a), termasuk
penentuan “apa” yang ingin dipelajari oleh siswa.
3.
Tugaskan siswa untuk membaca bahan
bacaan yang sama dengan langkah (b0, setelah itu sisva ditugaskan untuk
mendeskripsikan “apa yang sudah dipelajari.
4.
Setelah siswa melaksanakan tugas dari
masing masing langkah, siswa ditugaskan untuk melaporkan hasilnya. Pelaporan
hasil dapat diruliskan dengan membuat tabel yang berisi:
a)
Apa yang ingin diketahui
b)
Apa yang ingin dipelajari
c)
Apa yang sudah dipeajari
5.
Penilaian dilaksanakan oleh guru, mulai
dari proses siswa membaca, proses siswa menentukan hasil bacaan sampai akhirnya
siswa melaporkan hasil keseluruhan dari kegiatan siswa membaca.
Skenario pembelajaran dengan materi ajar
membandingkan isi dua teks yang dibaca secara sekilas dengan KWL ( Know What to Learn ) sebagai berikut :
DESKRIPSI KEGIATAN
|
||||||||||||
Kegiatan Pendahuluan
· Guru
memberikan salam dan mengajak berdoa (religius).
Guru
: “assalamu’alaikum anak anak”
Siswa : “ wa’alaikumsallam pak/bu”
Guru
: “ayo ketua kelas memimpin
do’a”
Ketua
kelas : “baik pak/bu”
· Mengecek
kehadiran peserta didik. (presensi)
Guru : “Bagaimana kabar kalian
anak-anak?”
Siswa
: “Baik, Pak/Bu!”
Guru
: “ Ya anak anak bapak/ibu
akan presensi kalian dulu”
“ Siapa yang tidak masuk hari ini?”
· Guru
menyampaikan sebuah cerita yang dapat memotivasi peserta didik dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. (motivasi)
Guru : “ Anak anak sebelum memulai
pelajaran pada hari ini, bapak/Ibu akan bercerita tentang seorang anak yang bernama
Aldi. Aldi adalah seorang anak yang tinggal di pinggir jalan dan tidak dapat
bersekolah karena biaya. Meskipun ia tak sekolah tetapi ia sangat rajin
belajar terutama belajar membaca karena ia bercita-cita menjadi seorang
penulis. Karena kegigihannya dalam belajar dan pandai membaca, ia akhirnya
mendapatkan beasiswa dan dapat bersekolah untuk menggapai cita-citanya
seperti anak lainnya.
· Guru
mengulang sedikit materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan
menghubungkannya dengan materi yang akan disampaikan.(apersepsi)
Guru : “ Ya anak anak, sekarang bapak/ibu
ingin tahu siapa yang masih ingat dengan pembelajaran minggu lalu?”
Salah
satu : “Saya
pak!”
siswa
Guru : “Ya,
coba kamu sebutkan apa yang telah kita pelajari minggu lalu?”
Siswa : “Membaca pak! Pengertian membaca, tujuan
dan jenis-jenis membaca.”
· Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan
dilakukan hari ini
Guru :
“Anak anak pada hari ini kita akan belajar tentang membandingkan isi dua teks
dengan membaca sekilas”
· Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Guru : “Setelah kalian melakukan
pembelajaran pada hari ini, Bapak/Ibu berharap kalian mampu menentukan dan
membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas”
|
||||||||||||
Kegiatan Inti
· Guru memulai pelajaran dengan tanya jawab
tentang materi yang akan diajarkan, untuk mengetahui sejauh mana informasi
yang telah dimiliki siswa tentang jenis-jenis membaca.
Guru : “anak anak siapa diantara kalian yang masih
ingat apa itu membaca cepat?”
Siswa : “saya pak, membaca cepat adalah teknik
membaca dengan ketentuan waktu untuk memperoleh isi atau inti dari teks
bacaan.”
Guru : “Membaca cepat itu terbagi menjadi
berapa anak-anak?”
Siswa :
“2 pak. Scanning dan skimming”
·
Siswa
mencatat jalannya tanya jawab yang dilakukan bersama guru.
·
Guru
menjelaskan materi membaca cepat dengan teknik skimming
·
Guru
menjelaskan keterkaitan materi membaca cepat dalam membandingkan isi dua teks
·
Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok kerja
Guru : “anak anak bapak/ibu akan
membagi kalian menjadi beberapa kelompok”
“Tolong nanti diskusikan dengan
teman kelompok kalian mengenai teks bacaan yang akan bapak/ibu bagikan”
“Bapak/ibu harap kalian bisa
aktif dalam diskusi dan dapat menemukan jawaban yang benar”
·
Guru
meminta masing-masing dari siswa untuk membuat 2
tabel untuk teks bacaan pertama dan kedua, yang berisi :
Guru : “anak anak, tolong buat tabel diatas di
buku kalian”
“kolom pertama berisi apa yang diketahui, kolom
kedua tentang apa yang ingin dipelajari dan kolom terakhir tentang apa yang
sudah dipelajari”
Siswa : “baik pak”
·
Guru
meminta siswa untuk
membaca teks bacaan pertama yang telah disiapkan dengan cara membaca
cepat atau sekilas
Guru : “anak anak
bapak/ibu telah menyiapkan bacaan yang diambil dari majalah bobo yang
berjudul “Siapa Yang Ambil?””
”masing masing dari kalian akan
bapak/ibu beri 2 bacaan”
“kemudian kalian harus membacanya
dengan waktu yang telah bapak/ibu tentukan”
Siswa : “baik pak, kami siap”
Guru : “mulai!”
……………………..
Guru : “selesai”
·
Kemudian guru membimbing siswa
untuk menemukan informasi apa yang
sudah didapatkan dari proses membaca pertama.( Langkah K )
Guru : “Membacanya sudah selesai ya anak-anak?”
Siswa : “Sudah Pak/Bu!”
·
Kemudian guru meminta siswa
menuliskan informasi yang didapatkan dalam membaca ke kolom 1 pada tabel 1
yang telah dibuat. ( Langkah K )
Guru : “Baik
anak-anak, kalian sudah membaca teks tersebut. Sekarang Bapak/Ibu minta kalian tuliskan apa saja
yang kalian ketahui dari teks itu?”
“Kalian tuliskan judul cerita,
siapa saja yang ada dalam cerita, dan bagaimana ceritanya pada tabel 1 yang
telah kalian buat pada kolom 1!”
·
Jika siswa belum mampu menemukan
dan mengingat isi seluruh teks tersebut, maka setelah proses membaca pada
sesi pertama selesai, guru meminta siswa untuk membaca kembali teks yang sama
kemudian menyebutkan apa yang ingin dipelajari. ( Langkah W )
Guru : “Bagaimana anak-anak? Sudah bisa apa belum menuliskan apa yang
bapak/ibu minta?”
Siswa : “Masih sedikit pak/bu! Saya belum paham isi
dari teks itu.”
Guru : “Ya sudah anak-anak. Kalian tuliskan dulu
apa yang sudah kalian ketahui, sedikit tidak apa-apa. Sekarang bapak/ibu
memberikan kesempatan kedua kepada kalian untuk membaca kembali teks bacaan
Siapa Yang Ambil tersebut?”
Siswa : “terimakasih
pak/ibu”
Guru : “ya dimulai!”
………………………
Guru : “selesai”
“waktu habis anak-anak!
·
Siswa
kemudian diminta menuliskan apa yang ingin dipelajari di kolom 2 pada tabel
1. ( Langkah W )
Guru : “tuliskan apa yang bapak/ibu minta tadi pada kolom ingin kalian
pelajari pada tabel 1 ya anak-anak?”
Siswa
: “Pak/Bu tapi saya masih belum tahu semuanya.”
Guru : “Ya anak-anak.
Karena tadi bapak/ibu sudah memberikan kalian dua kali kesempatan untuk
membaca, sekarang kalian tetap harus menuliskan apa saja yang ingin kalian
ketahui sesuai dengan apa yang bapak/ibu minta tadi.”
“Tulis apa saja yang telah kalian
dapat tadi, jangan biarkan kolom dua kosong karena itu akan bapak/ibu nilai.”
Siswa : “baik pak/bu”
·
Bila
siswa masih kesulitan untuk menentukan apa yang telah dipelajari, guru
memberikan kesempatan terakhir kepada siswa untuk membaca ulang teks yang
telah dibaca sebelumnya. ( Langkah L )
Guru : “Anak anak kalian telah bisa menentukan apa yang kalian ketahui
dan apa yang ingin kalian pelajari dari teks bacaan tadi sesuai dengan
bapak/ibu minta”
: “Sekarang bapak/ibu akan
memberikan kesempatan terakhir untuk membaca teks bacaan tadi agar kalian
dapat menentukan apa yang telah kalian pelajari. Dan bapak/ibu minta kalian
bisa manfaatkan kesempatan ini dengan baik”
Siswa : “Baik pak/bu”
Guru : “Tetap tenang,
fokus pada isi bacaan”
“Ya kalian bisa mulai membaca”
………………………………………………
Guru : “waktu kalian sudah habis
anak-anak, tolong kumpulkan kembali teks bacaan tadi”
·
Jika
siswa sudah memiliki jawaban atas apa yang sudah dipelajari, kemudian siswa
harus menuliskannya di kolom 3 pada tabel 1.
( Langkah L )
Guru :
“tolong tuliskan apa yang telah kalian pelajari pada kolom 3”
·
Lalu
ulangi langkah K, langkah W dan langkah L pada bacaan kedua
yang berjudul Gelang Perak
Persahabatan.
·
Setelah semua tabel terisi, siswa
diminta bergabung dengan masing-masing kelompok yang sudah dibagi sebelumnya
untuk mendiskusikan tentang isi dari kedua teks dan membandingkan isi keduanya
teks atau bacaan tersebut.
Guru : “Tolong
diskusikan dengan teman sekelompok kalian mengenai jawaban dari tabel yang
telah kalian buat”
“Diskusikan dengan baik agar
kalian mendapatkan jawaban yang benar sebagai hasil kesepakatan kelompok
kalian masing-masing, karena bapak/ibu akan memilih satu kelompok untuk maju
mempresentasikan hasil diskusi kalian”
Siswa : “Baik pak/bu”
Guru : “Ya bapak/ibu
akan memberikan waktu 15-20 menit kepada kalian untuk mendiskusikannya”
“Bapak/Ibu minta hasil diskusi dari
masing-masing kelompok kalian untuk dituliskan pada kertas folio yang sudah
bapak/ibu sediakan!”
Siswa : “Baik Pak/Bu”
·
Setelah semua kelompok selesai
berdiskusi, guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju mempresentasikan
hasil diskusi mereka mengenai isi dan perbandingan dari kedua teks yang telah
mereka baca
Guru : “Ya, kelompok
3 tolong maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya”
Siswa : “Baik
pak/ibu”
·
Setelah salah satu kelompok kerja
menyampaikan hasil diskusinya, guru meminta kelompok lain untuk memberikan
pendapat, masukan kepada kelompok yang melakukan prosentasi.
Guru : “Baik, itu
tadi jawaban dari kelompok 3, sekarang bapak/ibu minta kepada kelompok lain untuk memberikan
masukan atau pertanyaan pada kelompok yang ada didepan! Atau ada jawaban
kalian yang berbeda dengan jawaban yang disampaikan oleh kelompok 3 dapat
kalian ungkapkan sehingga nanti kita bisa mendapatkan jawaban yang terbaik”
“Apa disini ada yang mau
menyampaikan pendapat”
Siswa : “Saya pak/bu”
“Saya dari kelompok 2 akan
menyampaikan pendapat, bahwa penyampaian hasil diskusi dalam pembelajaran
membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas dari kelompok
tiga sudah bagus. Dan jawaban kelompok kami sendiri juga sependapat dengan
kelompok 3”
Guru : “Apa ada yang lain?”
Siswa : “Saya pak?”
Guru : “Ya, silahkan kelompok 1”
Siswa : “Saya dari
kelompok 1 ingin bertanya tentang isi cerita dari bacaan kedua. Menurut
kelompok kami jawabannya itu….. ”
·
Karena terjadi suatu perdebatan
diantara siswa maka guru menjadi penengah dan membimbing semua kelompok untuk
mendapatkan jawaban terbaik.
·
Setelah guru dan siswa
mendapatkan jawaban terbaik maka guru memberikan penekanan terhadap jawaban
tersebut dengan tujuan siswa mendapatkan pemantapan terhadap jawaban terakhir
sebagai kesimpulan diskusi tersebut.
·
Kemudian guru memberikan pujian
pada kelompok yang menyampaikan presentasi, dan membenarkan jawaban yang
telah dibuat siswa
Guru : “Bapak/ibu
sangat senang karena kalian telah berani mengemukakan pendapat kalian dalam
diskusi dan menyampaikannya dengan baik”
“Jawaban yang telah kalian buat
tadi tidak salah, hanya bapak sedikit menambahi tentang kata yang menjadi
kunci dari teks yang telah kalian baca tadi. Juga kalian juga harus teliti membaca
teks dan jangan hanya fokus pada kecepatan membaca kalian”
“Kalian mengerti?”
Siswa : “Mengerti pak/ibu”
·
Kemudian
masing masing siswa mengumpulkan 2 tabel yang telah
diisi jawaban.
Guru : “Ya anak-anak tolong
kumpulkan tabel yang telah kalian isi tadi”
“Kumpulkan sesuai masing masing
kelompok beserta hasil diskusi tiap kelompok!”
“Tolong ketua kelas membimbing
siswa yang lain”
Ketua kelas : “Baik pak/bu”
“Ini pak/bu tabel yang diminta
tadi”
Guru : “Terimakasih”
Ketua kelas : “Sama-sama pak/bu”
·
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru : “Ya bapak/ibu
akan memberikan kesempatan kalian untuk bertanya tentang materi yang telah
dipelajari tadi”
Siswa : “Tidak
pak/bu”
|
||||||||||||
Kegiatan Penutup
· Peserta
didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan
hari itu.(simpulan)
Guru :
“Ayo anak-anak, coba kalian sebutkan apa saja yang sudah kita pelajari hari
ini?”
Siswa
: “Untuk mengetahui isi dari suatu bacaan, melatih kemampuan membaca cepat dengan waktu
yang telah ditentukan, dan membandingkan isi dua teks pak/bu.”
Guru : “Ya benar sekali”
“Kita tadi telah belajar……..”
· Peserta
didik melakukan refleksi mengenai
kegiatan belajar mengajar hari ini dengan
mengungkapkan perasaan dan
manfaatnya.(refleksi)
· Guru
memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya
tentang pembelajaran yang telah diikuti.(evaluasi)
· Guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar
siswa.
Guru :
“Tabel kalian sudah ada pada bapak/ibu, dan bapak/ibu sangat bangga karena
kalian mampu melaksanakan pembelajaran hari ini dengan sangat baik.”
· Guru
memberikan tindak lanjut berupa penugasan yaitu pembuatan dokumen sebagai
hasil karya siswa secara individu yang isinya adalah hasil diskusi
pembelajaran hari ini. Sistematika penulisannya dijelaskan oleh guru terlebih
dahulu dan akan dibahas pertemuan berikutnya kemudian dikumpulkan untuk
dinilai. (usaha tindak lanjut)
· Guru menginformasikan kegiatan belajar untuk hari
berikutnya. (usaha
tindak lanjut)
Guru
: “Anak-anak pada pembelajaran berikutnya kita akan membahas tentang tugas
individu kalian tadi dan melanjutkan materi yaitu tentang membaca puisi.”
· Salam
dan doa penutup.
Guru
: “sebelum pembelajaran
diakhiri, tolong ketua kelas memimpin do’a”
Ketua
kelas : “siap grak, berdo’a mulai”
“berdo’a
selesai. Beri salam”
Siswa : “Selamat siang pak/bu”
Guru : “Selamat siang anak-anak. Hati-hati
di jalan ya. Assalamu’alaikum wr.wb”
Siswa
: “Wa’alaikumsalam wr. wb”
|
Penerapan
metode KWL ( Know What to Learn )
dalam Pembelajaran
Dalam penerapannya, metode KWL berjalan
lebih optimal dibandingkan dengan beberapa metode lain. Karena dasar dari
metode KwL sendiri adalah memberikan keleluasan kepada siswa untuk
mengembangkan materi ajar yang berupa bacaan teks.
Melalui tiga langkah ( K-W-L) yang
saling berkaitan, membantu siswa untuk memahami bacaan yang dibacanya dan
menentukan isi dari bacaan tersebut. Setelah melakukan kegiatan pembukaan pada
pembelajaran yang berupa: mengucap salam, doa bersama, presensi, dan lain lain,
guru kemudian melanjutkannya dengan membuka sesi tanya jawab tentang materi
yang akan diajarkan. Dengan dituntun oleh guru, siswa mencoba untuk mencatat
hasil tanya jawab yang dilakukan. Kemudian guru menjelaskan materi ajar pada
pembelajaran hari ini. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan
tujuan agar siswa terbiasa untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat mereka.
Sesudah itu, guru membagikan bacaan yang
telah disiapkan kepada siswa. Bacaan yang dibagikan berjudul Siapa Yang Ambil?
dan Gelang Perak Persahabatan. Bacaan ini berasal dari majalah Bobo. Alasan
guru memilih media ini karena majalah bobo merupakan bacaan yang tidak asing
bagi siswa, memiliki bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan pertumbuhan
siswa, isinya menarik dan mudah didapatkan. Siswa dibimbing guru untuk membaca
teks bacaan yang telah dibagikan tersebut. Teknik KWL terdiri dari tiga tahap
dimana sisa dibimbing untuk membaca kedua bacaan sebanyak tiga kali. Pada
proses membaca pertama siswa diharapkan mampu menuliskan tentang apa saja yang
telah mereka ketahui dari bacaan tersebut dengan cara membaca sekilas. Setelah
siswa menuliskan apa yang mereka ketahui tersebut, siswa diminta membaca
kembali untuk menambah informasi yang belum diketahui siswa dan menuliskan apa
saja yang ingin mereka pelajari seperti tema, isi pokok dan amanat dalam
bacaan. Setelah langkah tersebut mampu dilakukan oleh siswa, siswa kembali
diminta untuk membaca teks sebagai kesempatan terakhir bagi mereka untuk dapat
menuliskan apa saja yang telah mereka pelajari sehingga siswa mampu menentukan
isi pokok dari bacaan tersebut.
Setelah teknik tersebut berhasil
diterapkan pada bacaan pertama maka guru melanjutkan pada bacaan yang kedua
dengan penerapan teknik yang sama dengan bacaan pertama. Setelah kedua bacaan
telah dibaca siswa dengan teknik KWL tersebut, siswa diharapkan mampu
menentukan isi dari kedua teks dan kemudian membandingkan isi pokok dari kedua
teks tersebut melalui diskusi dengan masing masing kelompok yang dibuat.
Sesi selanjutnya adalah sesi presentasi
oleh salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru. Dan dilanjutkan dengan sesi
diskusi lingkup besar atau semua kelompok. Semua kelompok diberikan kesempatan
menyampaikan pendapat, sanggahan, kritikan maupun pujian terhadap jawaban dari
kelompok yang melakukan presentasi. Didalam diskusi guru menjadi penengah dan
membimbing siswa untuk menemukan jawaban terbaik dan guru memberikan penekanan
terhadap jawaban akhir dari hasil diskusi sebagai pemantapan jawaban kepada
siswa.
C.
Variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca
sekilas melalui teknik KWL ( Know What to
Learn ).
Evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh,
merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk membuat
alternatif - alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann,1978:5). Secara umum
proses evaluasi dapat dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses
pembelajaran. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian
tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Evaluasi hasil belajar yang dilakukan dalam membeandingkan isi dua teks dengan
membaca secara sekilas digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan
ketrampilan siswa dalam membaca dan menyimpulkan isi dari teks bacaan melalui
metode KWL ( Know What to Learn ).
Acuan yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar ini adalah indikator
pencapaian hasil belajar membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan sekilas.
Evaluasi juga digunakan penulis untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Indikator yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar, antara
lain :
1. Apakah
siswa memiliki ketrampilan membaca dengan baik dan benar ?
2. Apakah
siswa mampu menemukan kata kata kunci, maupun pokok pikiran dalam teks yang
diberikan ?
3. Apakah
siswa mampu menyusun kerangka jawaban dari pertanyaan yang diberikan ?
4. Apakah
siswa dapat menyimpulkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas ?
Adapun
variasi penilaian yang digunakan dalam membandingkan isi dua teks yang dibaca
secara sekilas adalah :
1. Observasi
Merupakan teknik
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera,
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat
pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
Lembar
Pengamatan Sikap
No.
|
Nama Peserta Didik
|
Perilaku yang diamati
|
|||
Disiplin
|
Jujur
|
Bekerjasama
|
Percaya Diri
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
Dst.
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Berilah kriteria Penilaian dengan angka dari 1 sampai 4 sebagai
berikut:
4 : sangat baik
3 : Baik
2 : sedang
1 : kurang
2.
Penilaian Diri
Merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri.
Lembar Penilaian Diri terhadap Sikap
Aspek yang
Dinilai
|
Ya
|
Tidak
|
Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
|
|
|
Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
|
|
|
Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami
|
|
|
Membuat catatan
|
|
|
Aktif dalam diskusi kelompok
|
|
|
Memberi tanggapan
|
|
|
Menyerahkan tugas tepat waktu
|
|
|
3.
Portofolio Produk
Penilaian portofolio produk
menekankan pada penguasaan materi dari tugas. Tujuan portofolio produk adalah
untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai.
Portofolio produk ini menggunakan Portofolio Tampilan dan Portofolio Dokumen.
a)
Portofolio Tampilan
Lembar Penilaian Penampilan
Judul Penampilan :
………………
Kelas/Kelompok :
………………
Petunjuk Penilaian :
………………
1. Setiap
kriteria diberi nilai dalam skala 5 ( 1 – 5 )
2. Skor
1= rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata;4 = baik; 5 = sangat baik
No
|
Kriteria
Penampilan
|
Nilai
|
Catatan
|
1.
|
Signifikansi
Ø Seberapa
tingkat kesesuaiaan atau kebermaknaan informasi yang diberikan dengan topik
yang dibahas
|
|
|
2.
|
Pemahaman
Ø Seberapa
baik tingkat pemahaman peserta didik terhadap hakikat dan ruang lingkup
masalah yang disajikan
|
|
|
3.
|
Argumentasi
Ø Seberapa
baik alasan yang diberikan peserta didik terkait dengan pemahaman yang
diberikan
|
|
|
4.
|
Responsifness
Ø Seberapa
besar kesesuaiaan jawaban yang diberikan peserta didik dengan pertanyan yang
muncul
|
|
|
5.
|
Kerjasama Kelompok
Ø Seberapa
besar anggota kelompok berpartisipasi dalam penyajian?
Ø Bagaimana
para penyaji menghargai pendapat orang lain?
Ø Bagaimana
setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab atas masalah kelompok?
|
|
|
Jumlah
|
|
|
Penilai,
……………………….
b)
Portofolio Dokumen
Portofolio dokumen menyediakan
informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan oleh peserta didik.
Portofolio ini digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik yang sesuai dengan kompetensi dan akan
dijadikan dasar penilaian.
Indikator untuk penilaian dokumen
ini, antara lain : kelengkapan, kejelasan, akurasi informasi yang didapat,
dukungan data, kebermaknaan data grafis, dan kualifikasi dokumen. Untuk menilai
suatu dokumen dapat dibuatkan model format penilaiannya.
Lembar
Penilaian Dokumen
Judul
Dokumen :
Kelas/Kelompok :
Petunjuk
Penilaian :
1. Setiap
kriteria diberi skor dalam skala 5 (1-5)
2. Skor
1 =rendah; 2 =cukup; 3 =rata-rata; 4 =baik; 5 =istimewa
NO
|
KRITERIA
PENILAIAN
|
NILAI
|
CATATAN
|
1
|
Kelengkapan
:
Apakah dokumen lengkap untuk menjawab
suatu permasalahan ?
|
|
|
2
|
Kejelasan
:
1.
Tersusun dengan baik
2.
Tertulis dengan baik
3.
Mudah dipahami
|
|
|
3
|
Informasi
:
1.
Akurat
2.
Memadai
3.
Penting
|
|
|
4
|
Dukungan
:
1.
Memuat contoh untuk hal-hal yang
utama
2.
Memuat alasan yang baik
|
|
|
5
|
Data
Grafis :
1.
Berkaitan dengan isi setiap
bagian
2.
Diberi judul yang tepat
3.
Memberikan informasi
4.
Meningkatkan pemahaman
|
|
|
6
|
Bagian
Dokumentasi :
1.
Cukup memadai
2.
Dapat dipercaya
3.
Berkaitan dengan hal yang
dijelaskan
4.
Terpilih (terseleksi)
|
|
|
|
Jumlah Skor
Kualifikasi Penilaian
|
|
|
Penilai
:
........................................
Alasan
penggunanaan penilaian observasi, penilaian diri dan portofolio produk, antara
lain:
Pada
penilaian observasi terhadap sikap terdapat sejumlah indikator perilaku yang
diamati baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan indera.
Sedangkan pada pembelajaran kali ini, siswa diharuskan membaca dua bacaan
secara berulang dan bergantian. Untuk itu, didalam proses membaca oleh tiap
siswa diperlukan adanya suatu penilaian sikap terhadap masing-masing siswa.
Guru dapat memberikan penilaian dengan melakukan pengamatan secara langsung
saat siswa sedang membaca bacaan tersebut. Guru dapat melakukan penilaian mulai
dari awal proses pembelajaran berlangsung. Aspek penilaian yang dapat diamati untuk
dinilai yaitu kedisiplinan siswa saat diperintah untuk memulai dan mengakhiri
proses membaca, kejujuran siswa dalam menuliskan setiap jawaban mereka tanpa
meniru jawaban temannya, rasa percaya diri siswa ketika mengemukakan pendapat
dan kerjasama yang siswa tunjukkan ketika diskusi dengan masing-masing
kelompok.
Penilaian
terhadap sikap yang ditunjukkan siswa dapat juga dilakukan dengan penilaian
diri, yaitu penilaian terhadap kelebihan kekurangan pada diri masing-masing
siswa. Pada penilaian ini, guru dapat melakukan penilaian kepada siswa
khususnya dalam hal keaktifan masing-masing siswa, seperti: menyakan suatu
permasalahan yang belum dipahami, keaktifan dalam diskusi kelompok,
keikutsertaan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir. Pada
pembelajaran membandingkan isi dua teks ini membutuhkan penilaian yang seperti
ini, karena keaktifan masing-masing siswa sangat penting untuk meningkatkan
pemahaman siswa itu sendiri. Apabila siswa merasa belum memahami suatu materi
tetapi tidak berani bertanya kepada gurunya maka pemahaman siswa tersebut dapat
terhambat dan mengurangi ketercapaiannya dalam proses belajar.
Penilaian
portofolio produk dengan jenis tampilan digunakan untuk menilai tingkat
pemahaman siswa dalam pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap permasalahan yang
disajikan penting untuk dinilai. Pada pembelajaran ini, pemahaman siswa
terhadap masing-masing bacaan yang disajikan perlu adanya suatu penilaian.
Aspek yang dinilai yaitu ketika siswa menjawab dan menuliskan apa yang diminta
oleh gurunya, pertanyaan apa saja yang muncul ketika siswa dihadapkan pada
suatu permasalahan dan cara siswa menyelesaikan permasalahan dengan berdiskusi
bersam masing-masing kelompok dan cara siswa menanggapi pendapat dari temannya.
Penilaian
portofolio produk dengan jenis dokumen dilakukan pada penilaian terhadap hasil
diskusi masing-masing kelompok. Setelah siswa berdiskusi dengan masing-masing
kelompok kemudian mendapatkan jawaban akhir dan pemantapan dari guru, siswa
diminta mendokumentasikan hasil diskusi tersebut secara individu dengan
sistematika yang lebih runtut dan rapi. Didalamnya siswa diminta menjelaskan
jawabannya sejelas mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan pemahaman siswa
sendiri, siswa dapat menuliskan alasan mereka dalam menjawab pertanyaan
didalamnya dengan akurat dan dapat dipercaya. Aspek-aspek tersebut dapat
dinilai oleh guru sebagai penilaian ketrampilan siswa dalam mendokumentasikan
hasil diskusi masing-masing siswa sebagai suatu karya.
IV.
PENUTUP
Simpulan
Membaca
merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang sangat penting bagi
manusia untuk dapat memahami suatu informasi yang diperoleh melalui proses yang
rumit dan memerlukan strategis yang tepat didalamanya untuk dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Untuk dapat mengetahui informasi dari suatu teks,
terlebih dahulu harus dapat menentukan apa isi dari teks tersebut dengan cara
membaca sekilas. Untuk dapat mengetahui isi dari suatu teks yang telah dibaca
terdapat beberapa teknik membaca yang dapat diterapkan. Salah satu teknik
tersebut ialah teknik KWL. Teknik KWL berfungsi untuk membimbing siswa dalam
menemukan isi dari suatu bacaan melalui tiga tahap didalamnya.
Bacaan
yang dapat diterapkan khusunya untuk anak SD kelas atas dalam penggunaan teknik
KWL yaitu berupa cerita pendek (cerpen), berbagai jenis pengetahuan seperti
flora dan fauna (terlampir). Bacaan tersebut digunakan dengan tujuan siswa
dapat memperoleh suatu informasi yang penting dari teks yang telah dibaca
melalui teknik KWL. Kemudian ketika siswa diminta untuk membandingkan isi dua
teks maka dapat menggunakan teknik KWL ini dengan cara membaca sekilas. Teknik
ini juga mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu isi bacaan, selain
itu dengan cara membaca sekilas tersebut mampu melatih siswa dalam meningkatkan
ketrampilan membaca pada masing-masing siswa.
DARTAR PUSTAKA
Aisah, siti. 2011. “Keefektifan Teknik Membaca Dengan Mengenal, Menjelaskan, dan
Mempertimbangkan Gagasan Penulis Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas Vii Smp Negeri Di Kecamatan Nguter Sukoharjo”. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni: Universitas Negeri Yogyakarta
Arifin, zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Aritonang, keke T. 2006. “Meningkatkan Kemampuan
Siswa dalam Membaca Cepat”. Pendidikan Penabur: Jakarta
Harsono, Amiliya Setiya Rina dkk. 2012. “Pengaruh Strategi Know Want To Learn (Kwl)
Dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa Smp Negeri Di
Temanggung”. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Heni, L. 2011. “Cerpen:
Siapa yang Ambil?”. Bobo: 18-19.
Patilima, yulin. 2013. “Kemampuan Siswa Membandingkan Dua Teks Di Kelas V SDN 2 Telaga 2
Kabupaten Gorontalo”. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Gorontalo.
Indihadi, dian dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Pendidikan: UPI
Irwanto, bambang. 2011.
“Cerpen: Gelang Perak Persahabatan”. Bobo: 18-19.
Mulyadi. 2009. “Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa
Kelas 1 Sekolah Dasar”. Skripsi. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ngatman dkk. (2012). “Penggunaan Media Pembelajaran Macromedia Flash Dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas V SD”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan: Universitan sebelas Maret Surakarta.
Nuryati. 2011.
“Peningkatan
Keterampilan Membaca Cepat Dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas
Viii D Smp Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi Dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahim,
Farida. 2007. Pengajaran membaca di
sekoah dasar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Restyaningrum, devi dkk. 2013. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca
Sekilas dengan Menggunakan
Metode Quantum Reading”. Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sari. 2012. “ Peningkatan Kemampuan Memahami Teks
Bacaan Melalui Membaca Sekilas (Skimming)
di Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kota Blitar “. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Suhartiningsih. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Bacaan Cerita Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Melalui Pendekatan Area Isi”.
Tarigan,
Djago. 1987. Teknik Pengajaran
Keterampian Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Wiyodijoyo. 1989. Ketrampilan Membaca. Jakarta
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar