Jumat, 04 Juli 2014

PENERAPAN TEKNIK KWL ( Know What to Learn ) DALAM MEMBANDINGKAN ISI DUA TEKS DENGAN MEMBACA SEKILAS
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH DASAR KELAS ATAS

{Nita Indriastuti (148) dan Pradhita Wisnu Dwi R (170)}

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK

            Dalam pembelajaran bahasa Indonesia seringkali seorang pendidik ataupun pengajar mengalami kesulitan dalam menentukan teknik yang tepat untuk diterapkan. Seorang pendidik atau guru akan semakin kesulitan karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek yang harus dipelajari beraneka ragam. Tujuan penulisan makalah ini adalah membantu guru khususnya guru SD dalam menentukan suatu teknik pembelajaran yang cocok digunakan terutama dalam aspek atau keterampilan membaca serta cara mengembangkan materi ajar dan melakukan penilaian terhadap penerapan teknik tersebut. Hasilnya ialah teknik KWL (Know Want to Learn) merupakan salah satu teknik yang tepat untuk pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas. Teknik tersebut terdiri dari tiga langkah yaitu siswa diminta membaca kedua teks berulang hingga tiga kali dengan menuliskan apa yang diketahui; apa yang ingin dipelajari dan; apa yang telah dipejari. Dengan melalui tahapan tersebut siswa dapat menyimpulkan isi dari masing-masing bacaan. Dengan demikian siswa mampu menentukan dan membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas.
Kata Kunci :  Teknik KWL, membaca sekilas, membandingkan dua isi teks

I.         PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam berbahasa dan bersastra, seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan, termasuk tingkat Sekolah Dasar (SD) harus memiliki empat standar kemampuan, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu kemampuan tersebut ialah membaca, dalam memahami suatu informasi atau pengetahuan maka seseorang harus mampu membaca terlebih dahulu. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7). Membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Harjasujana dalam Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Burhan dalam Slamet, 2008:67).
Dengan membaca, seseorang akan dapat mengetahui informasi apapun dan dari mana saja sehingga mampu menambah wawasan dan pengetahuannya. Namun banyaknya informasi dalam kehidupan sehari-hari, membuat mereka sulit untuk memilih informasi yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat. Sehingga membaca sebagai salah satu cara untuk memahami suatu informasi yang diterimanya tersebut. Dalam memahami setiap informasi yang diterima, maka siswa juga akan menerima beberapa teks yang terdapat didalam informasi tersebut. Untuk dapat memahami dan membedakan manfaat dari isi teks dalam informasi tersebut, siswa harus mampu membandingkan antar teks tersebut dengan benar. Dengan demikian, siswa mampu mengambil manfaat dari setiap teks yang dibacanya dengan bijaksana. Untuk dapat membandingkan antar teks atau minimal dua teks, maka siswa harus membaca dan memahami isi kedua teks secara keseluruhan. Namun biasanya seorang siswa akan merasa malas apabila harus membaca teks yang panjang karena membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan bacaannya tersebut. Informasi yang berharga terkadang tidak dapat ditemukan dalam ringkasannya saja. Maka kemampuan untuk membaca dengan cepat (sekilas) dan efektif menjadi sangat berperan dan menjadi suatu kebutuhan.
Membaca cepat (sekilas) menjadi kebutuhan utama semua orang, khususnya bagi para siswa. Menurut Muchlishoh (1992:153) membaca cepat itu satu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar dan cepat akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Sehingga kemampuan siswa dalam membaca terutama membaca cepat sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32). Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Teknik membaca jenis ini membutuhkan keahlian dalam memahami sudut pandang si penulis buku dalam memahami sesuatu. Inti dari membaca dengan teknik skimming yaitu membaca sekilas dengan cepat untuk mendapatkan gambaran umum dari bacaan tersebut. Membaca skimming dilakukan dengan cara membaca melompat-lompat hanya pada ide pokok pikiran bacaan serta memahami temanya. Selanjutnya dalam membaca ide ide pokok tersebut pembaca berusaha menemukan apa yang dicarinya.
Untuk dapat membaca skimming (sekilas) dalam memahami isi suatu bacaan atau teks, salah teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tersebut ialah teknik KWL (What I Know, What I want to learn, What I learned). Melalui teknik ini, guru membimbing siswa untuk dapat mengaktifkan pengetahuan latarnya (skematanya) dan meningkatkan kemenarikan topik dalam teks terhadap siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan menginterpretasi makna yang terdapat dalam teks dan penyusunan rangkuman hasil membaca yang berisi kombinasi antara isi bacaan dan skemata siswa. Dengan teknik KWL ini, diharapkan siswa mampu membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat sebuah judul “ Penerapan Teknik KWL dalam Membandingkan Isi Dua Teks dengan Membaca Sekilas ”.



B.       Perumusan Masalah
1.      Bagaimana pengembangan materi ajar dengan menggunakan teknik KWL dalam membandingkasn isi dua teks melalui membaca sekilas ?
2.      Bagaimana penerapan teknik KWL dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan dengan membaca sekilas ?
3.      Bagaimana variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas melalui teknik KWL ?
C.      Tujuan
1.      Memaparkan contoh-contoh materi ajar dengan menggunakan teknik KWL dalam membandingkasn isi dua teks melalui membaca sekilas
2.      Mendeskripsikan penerapan teknik KWL dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan dengan membaca sekilas
3.      Menganalisis variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas melalui teknik KWL
D.      Manfaat
1.      Dengan memaparkan tentang contoh-contoh materi ajar dengan menggunakan teknik KWL dalam membandingkasn isi dua teks melalui membaca sekilas diharapkan dapat menginspirasi guru untuk melakukan pembelajaran lebih bervariasi dan mampu meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
2.      Dengan mendeskripsikan tentang penerapan teknik KWL dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan dengan membaca sekilas diharapkan dapat menginspirasi guru untuk menggunakan teknik yang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan optimal.
3.      Dengan menganalisis tentang variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas melalui teknik KWL diharapkan dapat membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
II.      KAJIAN PUSTAKA

A.      Landasan Teori
1.    Pengertian Ketrampilan Membaca
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang (Rahim, 2007:1).
Menurut Wiryodijoyo (1989:1) membaca adalah salah satu ketrampilan yang berkaitan erat dengan ketrampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi terhadap sesamanya. Ia juga menyebutkan bahwa membaca sebagai satu ketrampilan. Untuk memelihara dan memberikan arti bagi hidupnya, manusia memerlukan berbagai ketrampilan. Setelah berkembang ketrampilan fisik dan pancaindera, pada anak kecil kemudian berkembanglah ketrampilan berbicara. Setelah cukup matang perkembangan jiwanya barulah anak mengembangkan ketrampilan membaca.
Burns, dkk. (dalam Rahim, 2007:1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.
Menurut Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007:2) membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.
Syafi’e (dalam Rahim, 2007:2) mengemukakan bahwa terdapat tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan, sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD kelas (I, II, dan III) yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses perceptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Sementara itu proses memahami makan (meaning) lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi SD.
Menurut pandangan  tersebut, membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan symbol tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading). Membaca sebagai proses linguistic, skemata pembaca membantunya membangun makna, sedangkan fonologis, semantic, dan fitur sintaksis membantunya mengomunikasikan dan menginterpretasikan pesan-pesan. Proses metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan pengevaluasian. Pembaca pada tahap ini mengidentifikasi tugas membaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan menilai hasilnya (Rahim, 2007:3).
Sedangkan Klein, dkk. (dalam Rahim, 2007:3)  mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan  informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Kemudian menurut Indihadi, dkk (2009:236) menyebutkan bahwa terdapat 3 (tiga) tahap kegiatan yang dilakukan pembaca saat berinteraksi dengan penulis teks. Tahap-tahap itu adalah (1) kegiatan pembaca sebelum membaca, (2) kegiatan pembaca dalam proses membaca, dan (3) kegiatan pembaca setelah membaca. Dari masing-masing tahap, pembaca melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Tahap sebelum membaca
Kegiatan pembaca pada tahap ini adalah:
1)      Pembaca menggunakan pengetahuan (skemata topik), bahasa yang digunakan dalam teks, system tanda baca (graphophonic knowledge) serta pola retorik/struktur teks.
2)      Pembaca sudah memiliki “bekal” untuk membaca, pengalaman membaca sebelumnya, penyajian  teks, tujuan membaca dan sasaran (fokus) untuk membaca.
b)      Tahap dalam proses membaca
Kegiatan pembaca pada tahap ini adalah pembaca melakukan kegiatan (a) skimming dan scanning, (b) pencarian pengertian, (c) peramalan implikatur, (d) pemaknaan kembali (rereading), (e) pengujian hipotesis, dan (f) penyusunan kembali (melanjutkan) hasil bacaan.
c)      Tahap setelah membaca
Kegiatan pembaca pada tahap ini adalah pembaca (a) merespons dalam berbagai cara (membicarakan, menuliskan, atau mengerjakan), (b) merefleksi berdasarkan apa yang dibaca, (c) merasa sukses dan ingin membaca lagi, dan (d) mengkreasikan apa yang dibaca.
Kegiatan pembaca dalam masing-masing tahap itu dapat terlaksana apabila pembaca sudah memiliki keterampilan mengubah lambing-lambang tertulis (teks) menjadi lambang bermakna. Apabila pembaca sudah memiliki keterampilan tersebut dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam masing-masing tahap membaca, berarti pembaca dipandang sudah memiliki kemampuan komunikasi dalam bahasa tulis.
Dari berbagai sudut pandang tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang penting bagi manusia untuk dapat memahami suatu informasi yang diperoleh melalui proses yang rumit dan memerlukan strategis yang tepat didalamanya untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2.      Tujuan membaca
Rahim (2007:11) mengatakan bahwa membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyususn tujuan membaca siswa itu sendiri. Tujuan membaca menurut Blanton, dkk. Dan Irwin dalam Burns dkk. (dalam Rahim, 2007:11-12) mencakup:
a)      Kesenangan
b)      Menyempurnakan membaca nyaring

c)      Menggunakan strategi tertentu
d)     Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic
e)      Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
f)       Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
g)      Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
h)      Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
i)        Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa dalam proses membaca harus memiliki tujuan yang pasti sehingga dapat memperoleh manfaat setelahnya.

3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Menurut Rahim (2007:16) terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2007:16) ialah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.
a)      Faktor Fisiologis
Menurut Rahim (2007:16) faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu factor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam mengingkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Sedangkan menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2007:16) Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada alat bicara dan alat pendengaran. Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka dalam membedakan symbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf, angka-angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p dan d. Perbedaan pendengaran adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak.
b)      Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut memengaruhi kemampuan membaca permulaan anak (Rahim, 2007:17).
c)      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa dirumah, dan (2) social ekonomi keluarga siswa.
d)     Faktor Psikologis
Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan social, emosi dan penyesuaian diri.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca antara lain factor fisiologi, intelektual, lingkungan dan psikologis. Keempat factor tersebut sangat penting karena memiliki hubungan yang saling mempengaruhi.


4.      Pengertian Membaca Sekilas (Skimming)
Menurut Wiryodijoyo (1989:90) Skimming adalah satu ketrampilan membaca cepat yang sistematis, lebih teliti, dan berguna ketika kita tidak bermaksud membaca sesuatu bahan bacaan secara lengkap, seperti surat kabar, majalah, penerbitan berkala yang lain, mendapatkan latar belakang informasi khusus dari banyak sumber.
Sedangkan menurut Tarigan (1897:169) membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan umum dari sesuatu bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian pembaca hanya kepada butir-butir yang dibicarakan. Bila yang dibaca bab suatu buku maka perhatian pembaca hanya kepada judul bab dan anak-anak judulnya untuk mendapatkan gambaran umum. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari inti, sari bahan bacaan.
Berdasarkan pandangan dari beberapa ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa membaca sekilas (skimming) merupakan satu ketrampilan membaca dengan cepat dan sistematis untuk memperoleh kesan umum dari suatu bacaan.

5.      Pengertian Teknik KWL
Menurut Rahim (2007:41) strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topic. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.
Strategi ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik. Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL adalah sebagai berikut:
a)      Awali kelas dengan kegiatan membaca, setelah itu siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan “apa” yang sudah diketahui dari bacaan itu. Bahan bacaan dapat disediakan oleh guru atau siswa. Jika bahan disediakan oleh guru, maka bahan itu harus disesuaikan dengan minat dan potensi siswa. Teknik pendeskripsian “apa” yang sudah diketahui adalah siswa menuliskan hal-hal (apa) yang diketahui dari bacaan setelah siswa melaksanakan kegiatan membaca, guru dapat menentukan batas (jumlah) maksimal yang harus dideskripsikan tersebut, sehingga guru dapat menilai kompetensi siswa.
b)      Setelah langkah 1 dipandang memadai, guru menugaskan siswa untuk membaca kedua, kemudian siswa ditugaskan untuk menentukan “apa” yang ingin dipelajari dari bacaan itu. Bahan bacaan yang dibaca oleh siswa adalah bahan bacaan yang sama dengan langkah 1, termasuk teknik penentuan “apa” yang sudah dipelajari.
c)      Tugaskan siswa membaca bahan bacaan yang sama dengan langkah 2, setelah itu siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan “apa” yang sudah dipelajari. Teknik pendeskripsiannya adalah sama dengan langkah 1 dan 2. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
d)     Setelah siswa melaksanakan tugas dari masing-masing langkah, siswa ditugaskan untuk melaporkan hasilnya.

Pelaporan hasil itu dapat dituliskan menjadi sebuah tabel berikut atau bentuk lain, misalnya: dideskripsikan secara berurut, tidak berbentuk tabel.

Saya ingin mengetahui
Saya ingin mempelajari
Saya sudah mempelajari
1.    …………………..
1.  ……………………
1. ……………………..
2.    …………………..
2. ……………………
2. …………………......
3. …………………..
3. ……………………
3. ……………………..

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik KWL terdapat tiga tahap atau langkah yaitu; pertama, apa yang saya ketahui (K) merupakan kegiatan sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Kedua, What I want to Learn (W), guru menuntun siswa menyususn tujuan khusus membaca. Dan tahap terakhir ialah What I have Learned (L) terjadi setelah membaca. Ketiga tahap tersebut memiliki tujuan yaitu mampu memberikan penegasan dan penekanan kepada siswa terhadap tujuan mereka membaca suatu bacaan.










B.       Penelitian yang Relevan
Aritonang (2006) meneliti “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kata per menit kemampuan siswa membaca, pemahaman isi bacaan, faktor-faktor penghambat membaca cepat, cara mengatasinya, serta usaha meningkatkan kemampuan siswa membaca cepat. Hasil dari penelitian Aritohang ialah kecepatan membaca kata per menit siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR yaitu, 46 responden di atas 201 kata per menit, 14 responden lainnya berkisar antara 151 – 200 kata per menit. Sedangkan kemampuan memahami isi bacaan hanya 15 responden yang pemahaman bacaannya di atas 70%, 45 responden lainnya kurang dari 60%. Sehingga 25% siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR yang memiliki kemampuan membaca cepat. Disarankan agar guru mengetahui faktor-faktor penghambat membaca cepat, cara mengatasinya, dan melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat.
Mulyadi (2009) meneliti “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian Saudara Mulyadi adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca permulaan serta meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas I SD Negeri Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitiannya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca permulaan dan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali semester I tahun pelajaran 2009/2010. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rerata hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 58,75% pada siklus II sebesar 72,5% dan pada siklus III sebesar 85%. Rerata kemampuan membaca permulaan siswa pada kondisi awal 59,06 dengan tingkat ketuntasan klasikal 25%. Pada siklus I, nilai rerata kemampuan membaca permulaan siswa 67,81 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 43,75%. Pada siklus II nilai rerata kemampuan membaca permulaan siswa 71,71 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 68,75%. Pada siklus III nilai rerata kemampuan membaca permulaan siswa 76,81 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 87,5%.
Aisah (2011) meneliti “Keefektifan Teknik Membaca Dengan Mengenal, Menjelaskan, Dan Mempertimbangkan Gagasan Penulis Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri Di Kecamatan Nguter Sukoharjo”. Tujuan penelitian Saudari Aisah adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang diajar dengan teknik 4M dan kelompok siswa yang diajar tanpa teknik 4M serta menguji keefektifan penggunaan teknik membaca dengan mengenal, menjelaskan, dan mempertimbangkan gagasan penulis (4M) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Nguter Sukoharjo. Dan hasil penelitiannya adalah : (a) terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang diajar menggunakan teknik 4M dan siswa yang diajar tanpa menggunakan teknik 4M; (b) pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik 4M lebih efektif dibanding pembelajaran membaca pemahaman tanpa teknik 4M.
Nuryati (2011) meneliti “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII D SMP Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi Dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012”. Tujuan penelitian saudari Nuryati antara lain : (a) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal; (b) Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal dengan diadakan  membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming. Hasil penelitian berupa (a) terjadinya peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi, dan (b) terjadi perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul ‘Amal dengan diadakan  membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
Harsono dkk (2012) meneliti “Pengaruh Strategi Know Want To Learn (Kwl) dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa SMP Negeri di Temanggung”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya: (1) pengaruh strategi membaca Know Want to Learn (KWL) terhadap kemampuan membaca intensif siswa; (2) pengaruh minat baca tinggi dan rendah terhadap kemampuan membaca intensif siswa; dan (3) interaksi antara strategi membaca dan minat baca terhadap kemampuan membaca intensif siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2011/2012. Analisa data menggunakan analisis variansi dua jalan. Hasil penelitian adalah (1) terdapat perbedaan kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan konvensional, yaitu kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan strategi konvensional. (2) terdapat perbedaan kemampuan membaca intensif siswa yang mempunyai minat baca tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai minat baca rendah yang ditunjukkan rerata siswa yang memiliki minat baca tinggi 77,80, sedangkan rerata siswa yang memiliki minat baca rendah 69,91, dan (3) tidak ada interaksi antara strategi membaca dengan minat baca terhadap kemampuan membaca intensif siswa.
Ngatman dkk (2012) meneliti “Penggunaan Media Pembelajaran Macromedia Flash Dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas V SD”. Tujuan penelitiannya adalah : (a) untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD; (b) untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (a) kemampun membaca cepat siswa meningkat dari 76 kpm pada pretest, menjadi 87 kpm pada siklus I, kemudian pada siklus II menjadi 98 kpm, dan pada siklus III menjadi 102 kpm; (b) Respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Macro-media Flash selalu meningkat. Siswa merasa senang, semangat, perhatian, antusias terhadap penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash, sehingga menjadikan pembelajaran membaca cepat menarik yang berimbas pada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa.
Sari ( 2012 ) dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Bacaan Melalui Membaca Sekilas (Skimming) di Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kota Blitar “. Hasil observasi menunjukkan bahwa masalah tentang pemahaman teks bacaan yang terjadi di kelas V SDN Tanjungsari 1 Kota Blitar masih sangat rendah yaitu sebanyak 23 siswa kemampuannya dalam memahami isi teks bacaan belum maksimal. Dalam mengajar guru menggunakan metode dan teknik membaca yang kurang variatif, menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Berdasarkan uraian tersebut tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan membaca sekilas (skimming) dalam meningkatkan pemahaman teks bacaan siswa di kelas V dan mendeskripsikan dengan menerapkan teknik membaca sekilas (skimming) dapat meningkatkan pemahaman teks bacaan siswa kelas V serta mengorganisasikannya dengan kelompok. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tanjungsari 1 Kota Blitar yang terdiri dari 31 siswa. Langkah-langkah model ini ialah kerja kelompok, membaca dua teks bacaan dengan membaca sekilas, membandingkan kedua teks bacaan tersebut dengan cara dicari persamaan dan perbedaannya, dan persentasi kelompok. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 11,55% dari sebelum dilakukan tindakan dengan melihat rata-rata ulangan harian sebelumnya dan setelah dilaksanakan tes akhir siklus 1. Sedangkan hasil belajar siswa dari siklus 1 telah meningkat sebesar 7% ke siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran membaca sekilas (skimming) dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V di SDN Tanjungsari 1 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dapat disarankan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran memahami teks bacaan, maka teknik membaca sekilas (skimming) hendaknya dapat dijadikan pertimbangan guru dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun penerapan pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Penerapan pembelajaran membaca sekilas (skimming) hendaknya dapat digunakan juga oleh peneliti lain untuk melaksanakan atau mengembangkan penelitian serupa pada subjek penelitian yang berbeda.
Suhartiningsih (2012) meneliti “Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Bacaan Cerita Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Area Isi”. Tujuan penelitiannya ialah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V dalam mengapresiasi bacaan cerita di sekolah dasar melalui pendekatan isi. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan unsur-unsur yang membentuk cerita, nilai-nilai yang terkandng dalam cerita dan memberikan tanggapan tertulis tentang isi cerita. Setelah tindakan dilakukan dengan menerapkan pendekatan area isi dalam pembelajaran apresiasi sastra. Dan hasil penelitiannya adalah: (a) 80% dari siswa bisa menemukan unsur-unsur yang membentuk cerita dengan benar, (b) 75% dari siswa dapat menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita dengan benar, dan (c) 80% dari siswa bisa memberikan tanggapan tertulis tentang isi cerita dengan bahasa kronologis yang mudah dipahami.
Patilima ( 2013 ) dalam penelitiannya yang berjudul “ Kemampuan Siswa Membandingkan Dua Teks Di Kelas V Sdn 2 Telaga 2 Kabupaten Gorontalo “. Dan hasil dari penelitiannya ialah kemampuan siswa membandingkan dua teks dari 22 siswa yaitu 11 atau 50 % siswa yang sudah mampu, dan siswa tidak mampu 11 orang atau 50 %. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kemampuan siswa membandingkan dua teks di kelas V SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, tingkat kemampuan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, ada tingkat kemampuan siswa yang tinggi dan ada pula tingkat kemampuan siswa yang rendah.
Restyaningrum dkk (2013) meneliti “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Sekilas Dengan Menggunakan Metode Quantum Reading”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas siswa kelas V SD Negeri Sanggang 03, Bulu, Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitiannya adalah guru kelas V dan siswa kelas V yang berjumlah 15 siswa. Hasil dari penelitiannya ialah: (a) penggunaan metode Quantum Reading dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas pada siswa kelas V SD Negeri Sanggang 03, Bulu, Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan membaca sekilas terbukti dari persentase ketuntasan proses pembelajaran yang dicapai selalu meningkat, yaitu pada siklus I sebesar 72% dengan kategori baik dan siklus II meningkat lagi mencapai 91% dengan kategori sangat baik. Dilihat dari aspek kinerja guru, siklus I nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,30 dengan kategori baik dan pada siklus II nilai rata-rata yang di-peroleh sebesar 3,67 dengan kategori sangat baik; (b) pengguna-an metode Quantum Reading dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas siswa kelas V SD Negeri Sanggang 03, Bulu, Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan membaca sekilas ditandai oleh meningkatnya ketuntasan klasikal pembelajaran keterampilan membaca sekilas dan peningkatan nilai rata-rata kelas. Ketuntasan klasikal yang dicapai pada pratindakan sebesar 33,33%. Siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 73,33% dan siklus II ketuntasan klasikal meningkat menja-di 100%, melebihi indikator kinerja yang dicapai.
III.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Pengembangan Materi Ajar dalam Pembelajaran Membandingkan Isi Dua Teks dengan Menggunakan Metode KWL Melalui Membaca Sekilas
                 Dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks akan disampaikan melalui pengembangan materi ajar berupa teks atau bacaan cerita. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran ini dibutuhkan dua teks sebagai bahan bacaan. Bahan bacaan yang dipilih merupakan bacaan yang bersumber pada majalah bobo, sehingga sangat familiar di kalangan anak-anak. Bacaan yang pertama berjudul “ Siapa yang Ambil?” dan bacaan kedua berjudul “Gelang Perak Persahabatan”. Keduanya merupakan cerpen yang berisi cerita anak didalamnya mengandung pesan tersirat didalamnya. Cerpen merupakan cerita yang memiliki alur pendek sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca seluruh ceritanya. Cerpen juga tidak memiliki permasalahan yang tergolong rumit.
                 Pada bacaan atau cerpen pertama bercerita tentang seorang anak perempuan yang sedang berlibur dirumah kakeknya. Anak perempuan itu bernama Tania. Suatu ketika, kakek Tania kehilangan beberapa buku anak-anak kemudian Tania beraksi sebagai detektif hingga pelaku yang mengambil buku kakeknya dapat diketahui. Bacaan yang kedua bercerita tentang dua anak perempuan yang menjalin persahabatan begitu erat dan telah berjalan selama tiga tahun. Kedua anak perempuan tersebut bernama Asih dan Rika. Kemudian salah satu dari mereka yaitu Rika baru saja berlibur ke rumah neneknya yang tinggal di Jogja. Setelah liburan selesai Rika kembali bersekolah dan bertemu dengan Asih. Keduanya melepas rindu dan Asih membawakan oleh-oleh berupa gelang perak. Gelang tersebut kemudian mereka jadikan sebagai pengikat persahabatan keduanya, namun pada suatu hari gelang tersebut menimbulkan suatu masalah diantara keduanya. Kemudian keduanya mampu menyelesaikan masalah itu karena didasarkan pada persahabatan yang tulus.
                 Dari kedua bacaan yang berisi cerita-cerita anak tersebut keduanya mengandung pesan atau amanat yang dapat anak-anak ambil dan bermanfaat bagi mereka. Di dalamnya mengandung karakter atau sifat-sifat baik dan terpuji yang patut untuk dicontoh, cara cerdas seorang anak dalam menyelesaikan permasalahan, ketulusan hati dalam berteman dll. Cerita yang bermakna seperti ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan metode atau teknik KWL.
                 Pada metode KWL anak atau siswa diminta untuk membaca bahan bacaan hingga tiga kali atau tiga tahap dengan tujuan masing-masing dari ketiga tahap tersebut. Tahap pertama siswa diminta membaca teks atau bacaan, setelah siswa selesai membaca diminta menuliskan apa saja yang mereka ketahui. Dari pelaksanaan tahap ini, siswa akan mengetahui gambaran keseluruhan cerita yang terdapat dalam bacaan tersebut. Kemudian tahap kedua, siswa diminta membaca bacaan yang sama kemudian menuliskan apa saja yang ingin mereka pelajari. Melalui langkah kedua tersebut, siswa didorong untuk masuk pada tahap selanjutnya yaitu tentang apa saja yang ingin mereka ketahui setelah mereka dapat menuliskan apa saja yang mereka ketahui. Sehingga pemikiran mereka secara otomatis dapat berkembang dan mampu memusatkan konsentrasi mereka pada isi bacaan. Tahap yang terakhir yaitu siswa diminta untuk membaca teks atau bacaan yang sama kemudian menentukan dan menuliskan apa saja yang sudah mereka pelajari atau ketahui dari isi bacaan tersebut. Kemudian tahap yang sama dilakukan pada bacaan kedua. Sehingga dalam menentukan topic dan isi dari kedua bacaan tersebut, siswa harus mampu melewati tahap demi tahap dalam metode KWL. Setelah siswa mampu menentukan isi dari kedua bacaan barulah mereka dapat membandingkan isi keduanya.
                 Kedua bahan bacaan diatas dipilih berdasarkan isi dari bacaan itu sendiri. Apabila suatu bacaan berisi cerita atau hal yang bermanfaat bagi siswa maka akan memberikan kesan dan pembelajaran yang positif pula bagi mereka. Namun berbeda dengan bacaan yang digunakan merupakan bacaan yang tidak memiliki pesan atau manfaat bagi pembacanya khusunya bagi siswa, maka siswa tidak akan memperoleh manfaat dari bacaan yang telah dibacanya. Selain itu, bacaan yang dipilih dari majalah bobo tersebut merupakan bacaan yang bercerita tentang anak-anak dengan penggunaan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh mereka.
                 Selain itu, kedua bacaan atau cerpen tersebut memiliki kesamaan yaitu cerita yang memiliki suatu permasalahan kemudian terdapat penyelesaian didalamnya. Sehingga anak atau siswa dalam membandingkan isi dua teks dapat lebih mudah karena yang dipelajari dan diketahui itu memiliki pendeskripsian yang sama dari keduanya. Untuk itu, sebaiknya dalam pembelajaran ini menggunakan dua teks yang memiliki ciri hampir sama seperti yang telah diuraikan. Kemudian selain cerita anak atau cerpen diatas, bahan bacaan yang cocok dalam pembelajaran ini dapat menggunakan teks yang berisi pengetahuan, seperti tentang flora dan fauna, kesehatan, dan pengetahuan atau teknologi yang terdapat di luar negeri (terlampir). Sehingga siswa mampu mengetahui isi suatu teks mulai dari apa, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana isi dari bacaan tersebut. Namun bacaan tersebut juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa serta bermanfaat bagi mereka.
                 Dalam pembelajaran ini juga menggunakan keterampilan membaca yaitu dengan membaca sekilas. Dengan demikian, siswa membutuhkan bacaan yang mudah untuk mereka pahami dengan cepat. Namun biasanya terdapat beberapa hal penting yang seringkali terlewatkan karena pembacaan sekilas tersebut. Untuk itu teknik yang tepat adalah teknik KWL, teknik yang mengandung tiga tahap atau tiga kali pembacaan dengan tujuan siswa mampu memahami benar tentang apa yang mereka ketahui dari bacaan tersebut.
      

       Pengembangan Materi Ajar dalam Pembelajaran :
1.      Bacalah teks dibawah ini dengan membaca sekilas (skimming) !


































                                                                                                Bacaan 1
                                                                                                (Majalah Bobo, 2011)
2.      Setelah selesai membaca, tuliskan apa saja yang kalian ketahui dari teks atau bacaan tersebut pada tabel yang sudah dibuat !
3.      Bacalah kembali teks tau bacaan diatas dan tuliskan apa saja yang ingin kalian pelajari dari teks atau bacaan tersebut pada tabel !
4.      Setelah selesai menuliskan apa saja yang ingin dipelajari, bacalah satu kali lagi teks atau bacaan diatas dan tuliskan apa saja yang sudah kalian pelajari dari teks atau bacaan tersebut pada tabel yang telah kalian buat !
5.      Kemudian tentukan isi dari teks atau bacaan diatas dengan bantuan pengisian pada tabel yang sudah kalian lakukan sebelumnya !
6.      Tentukan dan diskusikan isi bacaan tersebut dengan masing-masing kelompok yang sudah ditentukan !
7.      Tuliskan hasil diskusi kelompokmu pada lembar folio !











8.      Setelah isi bacaan diatas sudah kalian temukan, bacalah teks dibawah ini dengan membaca sekilas (skimming) !



































                                                                                                Bacaan  2
                                                                                                (Majalah Bobo, 2011)
9.      Setelah selesai membaca sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, tuliskan apa saja yang kalian ketahui dari bacaan diatas pada tabel yang sudah dibuat !
10.  Bacalah kembali teks diatas dan tuliskan apa saja yang ingin kalian pelajari dari teks atau bacaan tersebut pada tabel masing-masing !
11.  Kemudian bacalah satu kali lagi teks atau bacaan tersebut dan tuliskan apa saja yang sudah kalian pelajari dari bacaan tersebut !
12.  Tentukan isi bacaan dengan berdiskusi kembali bersama masing-masing kelompok !
13.  Setelah kedua bacaan ditemukan isinya, diskusikan kembali tentang perbandingkan dari isi kedua teks dalam bentuk tabel pada lembar folio !
14.  Laporkan hasil diskusi kelompokmu hari ini kepada guru !














B. Penerapan teknik KWL ( Know What to Learn ) dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks atau bacaan dengan membaca sekilas
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan menggunakn strategi  KWL ( Know What to Learn ) adalah sebagai berikut :
1.    Awali kelas dengan kegiatan membaca, setelah itu siswa ditungaskan untuk  mendeskripsikan ”apa” yang sudah diketahui dari bacaan itu. Bahan bacaan dapat disediakan oleh guru atau siswa. Jika bahan disediakan oleh guru, maka bahan itu harus disesuaikan dengan minat dan potensi siswa. Teknik pendeskripsian “apa” yang sudah diketahui adalah siswa menuliskan hal-hal (apa) yang diketahui dari bacaan setelah siswa melaksanakan kegiatan membaca. Guru dapat menentukan batas (jumlah) mksimal yang harus dideskripsikan tersebut, sehingga guru dapat menilai kompetensi siswa.
2.    Setelah langkah (a) dipandang memadai, guru menugaskan siswa untuk membaca kedua, kemudian siswa ditugaskan untuk menentukan “apa” yang ingin dipelajari dari bacaan itu. Bahan bacaan yang dibaca oleh siswa adalah bahan bacaan yang sama dengan langkah (a), termasuk penentuan “apa” yang ingin dipelajari oleh siswa.
3.    Tugaskan siswa untuk membaca bahan bacaan yang sama dengan langkah (b0, setelah itu sisva ditugaskan untuk mendeskripsikan “apa yang sudah dipelajari.
4.    Setelah siswa melaksanakan tugas dari masing masing langkah, siswa ditugaskan untuk melaporkan hasilnya. Pelaporan hasil dapat diruliskan dengan membuat tabel yang berisi:
a)         Apa yang ingin diketahui
b)        Apa yang ingin dipelajari
c)         Apa yang sudah dipeajari
5.    Penilaian dilaksanakan oleh guru, mulai dari proses siswa membaca, proses siswa menentukan hasil bacaan sampai akhirnya siswa melaporkan hasil keseluruhan dari kegiatan siswa membaca.
            Skenario pembelajaran dengan materi ajar membandingkan isi dua teks yang dibaca secara sekilas dengan KWL ( Know What to Learn ) sebagai berikut :
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Pendahuluan
·   Guru memberikan salam dan mengajak berdoa (religius).
Guru            : “assalamu’alaikum anak anak”
Siswa           : “ wa’alaikumsallam pak/bu”
Guru            : “ayo ketua kelas memimpin do’a”
Ketua kelas  : “baik pak/bu”
·   Mengecek kehadiran peserta didik. (presensi)
Guru            : “Bagaimana kabar kalian anak-anak?”
Siswa          : “Baik, Pak/Bu!”
Guru           :   “ Ya anak anak bapak/ibu akan presensi kalian dulu”
          “ Siapa yang tidak masuk hari ini?”
·   Guru menyampaikan sebuah cerita yang dapat memotivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. (motivasi)
Guru        : “ Anak anak sebelum memulai pelajaran pada hari ini, bapak/Ibu akan   bercerita tentang seorang anak yang bernama Aldi. Aldi adalah seorang anak yang tinggal di pinggir jalan dan tidak dapat bersekolah karena biaya. Meskipun ia tak sekolah tetapi ia sangat rajin belajar terutama belajar membaca karena ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karena kegigihannya dalam belajar dan pandai membaca, ia akhirnya mendapatkan beasiswa dan dapat bersekolah untuk menggapai cita-citanya seperti anak lainnya.
·   Guru mengulang sedikit materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan disampaikan.(apersepsi)
Guru         : “ Ya anak anak, sekarang bapak/ibu ingin tahu siapa yang masih ingat dengan pembelajaran minggu lalu?”
Salah satu     : “Saya pak!”
siswa            
   Guru           : “Ya, coba kamu sebutkan apa yang telah kita pelajari minggu lalu?”
Siswa    : “Membaca pak! Pengertian membaca, tujuan dan jenis-jenis   membaca.”
·   Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini
Guru : “Anak anak pada hari ini kita akan belajar tentang membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas”
·   Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Guru : “Setelah kalian melakukan pembelajaran pada hari ini, Bapak/Ibu berharap kalian mampu menentukan dan membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas”
Kegiatan Inti
·   Guru memulai pelajaran dengan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan, untuk mengetahui sejauh mana informasi yang telah dimiliki siswa tentang jenis-jenis membaca.
Guru   : “anak anak siapa diantara kalian yang masih ingat apa itu membaca   cepat?”
Siswa   : “saya pak, membaca cepat adalah teknik membaca dengan ketentuan waktu untuk memperoleh isi atau inti dari teks bacaan.”
Guru      : “Membaca cepat itu terbagi menjadi berapa anak-anak?”
Siswa     : “2 pak. Scanning dan skimming
·   Siswa mencatat jalannya tanya jawab yang dilakukan bersama guru.
·   Guru menjelaskan materi membaca cepat dengan teknik skimming
·   Guru menjelaskan keterkaitan materi membaca cepat dalam membandingkan isi dua teks
·   Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kerja
Guru : “anak anak bapak/ibu akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok”
“Tolong nanti diskusikan dengan teman kelompok kalian mengenai teks bacaan yang akan bapak/ibu bagikan”
“Bapak/ibu harap kalian bisa aktif dalam diskusi dan dapat menemukan jawaban yang benar”
·   Guru meminta masing-masing dari siswa untuk membuat 2 tabel untuk teks bacaan pertama dan kedua, yang berisi :
Saya ingin mengetahui
Saya ingin mempelajari
Saya sudah mempelajari
1.      ……….
1.      ………
1.…………
2.      ………
2. ………
2. …………
3.      ………..
3. ……..
3. ………..

Guru : “anak anak, tolong buat tabel diatas di buku kalian”
“kolom pertama berisi apa yang diketahui, kolom kedua tentang apa yang ingin dipelajari dan kolom terakhir tentang apa yang sudah dipelajari”
Siswa : “baik pak”
·   Guru meminta siswa untuk  membaca teks bacaan pertama yang telah disiapkan dengan cara membaca cepat atau sekilas
Guru : “anak anak bapak/ibu telah menyiapkan bacaan yang diambil dari majalah bobo yang berjudul  “Siapa Yang Ambil?””
”masing masing dari kalian akan bapak/ibu beri 2 bacaan”
“kemudian kalian harus membacanya dengan waktu yang telah bapak/ibu tentukan”
Siswa : “baik pak, kami siap”
Guru : “mulai!”
……………………..
Guru : “selesai”
·   Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan informasi apa yang  sudah didapatkan dari proses membaca pertama.( Langkah K )
Guru   : “Membacanya sudah selesai ya anak-anak?”
Siswa  : “Sudah Pak/Bu!”
·   Kemudian guru meminta siswa menuliskan informasi yang didapatkan dalam membaca ke kolom 1 pada tabel 1 yang telah dibuat. ( Langkah K )
Guru : “Baik anak-anak, kalian sudah membaca teks tersebut. Sekarang     Bapak/Ibu minta kalian tuliskan apa saja yang kalian ketahui dari teks itu?”
              “Kalian tuliskan judul cerita, siapa saja yang ada dalam cerita, dan bagaimana ceritanya pada tabel 1 yang telah kalian buat pada kolom 1!”
·   Jika siswa belum mampu menemukan dan mengingat isi seluruh teks tersebut, maka setelah proses membaca pada sesi pertama selesai, guru meminta siswa untuk membaca kembali teks yang sama kemudian menyebutkan apa yang ingin dipelajari. ( Langkah W )
Guru : “Bagaimana anak-anak? Sudah bisa apa belum menuliskan apa yang bapak/ibu minta?”
Siswa : “Masih sedikit pak/bu! Saya belum paham isi dari teks itu.”
Guru :  “Ya sudah anak-anak. Kalian tuliskan dulu apa yang sudah kalian ketahui, sedikit tidak apa-apa. Sekarang bapak/ibu memberikan kesempatan kedua kepada kalian untuk membaca kembali teks bacaan Siapa Yang Ambil tersebut?”
Siswa : “terimakasih pak/ibu”
Guru : “ya dimulai!”
………………………
Guru : “selesai”
            “waktu habis anak-anak!
·         Siswa kemudian diminta menuliskan apa yang ingin dipelajari di kolom 2 pada tabel 1. ( Langkah W )
Guru : “tuliskan apa yang bapak/ibu minta tadi pada kolom ingin kalian pelajari    pada tabel 1 ya anak-anak?”
Siswa : “Pak/Bu tapi saya masih belum tahu semuanya.”
Guru : “Ya anak-anak. Karena tadi bapak/ibu sudah memberikan kalian dua kali kesempatan untuk membaca, sekarang kalian tetap harus menuliskan apa saja yang ingin kalian ketahui sesuai dengan apa yang bapak/ibu minta tadi.”
“Tulis apa saja yang telah kalian dapat tadi, jangan biarkan kolom dua kosong karena itu akan bapak/ibu nilai.”
Siswa : “baik pak/bu”
·   Bila siswa masih kesulitan untuk menentukan apa yang telah dipelajari, guru memberikan kesempatan terakhir kepada siswa untuk membaca ulang teks yang telah dibaca sebelumnya. ( Langkah L )
Guru : “Anak anak kalian telah bisa menentukan apa yang kalian ketahui dan apa yang ingin kalian pelajari dari teks bacaan tadi sesuai dengan bapak/ibu minta”
         : “Sekarang bapak/ibu akan memberikan kesempatan terakhir untuk membaca teks bacaan tadi agar kalian dapat menentukan apa yang telah kalian pelajari. Dan bapak/ibu minta kalian bisa manfaatkan kesempatan ini dengan baik”
Siswa : “Baik pak/bu”
Guru : “Tetap tenang, fokus pada isi bacaan”
           “Ya kalian bisa mulai membaca”
………………………………………………
Guru : “waktu kalian sudah habis anak-anak, tolong kumpulkan kembali teks bacaan tadi”
·   Jika siswa sudah memiliki jawaban atas apa yang sudah dipelajari, kemudian siswa harus menuliskannya di kolom 3 pada tabel 1.  ( Langkah L )
Guru : “tolong tuliskan apa yang telah kalian pelajari pada kolom 3”
·         Lalu ulangi langkah K, langkah W dan langkah L pada bacaan kedua yang berjudul  Gelang Perak Persahabatan.
·         Setelah semua tabel terisi, siswa diminta bergabung dengan masing-masing kelompok yang sudah dibagi sebelumnya untuk mendiskusikan tentang isi dari kedua teks dan membandingkan isi keduanya teks atau bacaan tersebut.
Guru : “Tolong diskusikan dengan teman sekelompok kalian mengenai jawaban dari tabel yang telah kalian buat”
“Diskusikan dengan baik agar kalian mendapatkan jawaban yang benar sebagai hasil kesepakatan kelompok kalian masing-masing, karena bapak/ibu akan memilih satu kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi kalian”
Siswa : “Baik pak/bu”
Guru : “Ya bapak/ibu akan memberikan waktu 15-20 menit kepada kalian untuk mendiskusikannya”
             “Bapak/Ibu minta hasil diskusi dari masing-masing kelompok kalian untuk dituliskan pada kertas folio yang sudah bapak/ibu sediakan!”
Siswa : “Baik Pak/Bu”

·   Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi mereka mengenai isi dan perbandingan dari kedua teks yang telah mereka baca
Guru : “Ya, kelompok 3 tolong maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya”
Siswa : “Baik pak/ibu”
·   Setelah salah satu kelompok kerja menyampaikan hasil diskusinya, guru meminta kelompok lain untuk memberikan pendapat, masukan kepada kelompok yang melakukan prosentasi.
Guru : “Baik, itu tadi jawaban dari kelompok 3, sekarang bapak/ibu  minta kepada kelompok lain untuk memberikan masukan atau pertanyaan pada kelompok yang ada didepan! Atau ada jawaban kalian yang berbeda dengan jawaban yang disampaikan oleh kelompok 3 dapat kalian ungkapkan sehingga nanti kita bisa mendapatkan jawaban yang terbaik”
“Apa disini ada yang mau menyampaikan pendapat”
Siswa : “Saya pak/bu”
“Saya dari kelompok 2 akan menyampaikan pendapat, bahwa penyampaian hasil diskusi dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas dari kelompok tiga sudah bagus. Dan jawaban kelompok kami sendiri juga sependapat dengan kelompok 3”
Guru : “Apa ada yang lain?”
Siswa : “Saya pak?”
Guru  : “Ya, silahkan kelompok 1”
Siswa : “Saya dari kelompok 1 ingin bertanya tentang isi cerita dari bacaan kedua. Menurut kelompok kami jawabannya itu….. ”
·   Karena terjadi suatu perdebatan diantara siswa maka guru menjadi penengah dan membimbing semua kelompok untuk mendapatkan jawaban terbaik.
·   Setelah guru dan siswa mendapatkan jawaban terbaik maka guru memberikan penekanan terhadap jawaban tersebut dengan tujuan siswa mendapatkan pemantapan terhadap jawaban terakhir sebagai kesimpulan diskusi tersebut.
·   Kemudian guru memberikan pujian pada kelompok yang menyampaikan presentasi, dan membenarkan jawaban yang telah dibuat siswa
Guru : “Bapak/ibu sangat senang karena kalian telah berani mengemukakan pendapat kalian dalam diskusi dan menyampaikannya dengan baik”
“Jawaban yang telah kalian buat tadi tidak salah, hanya bapak sedikit menambahi tentang kata yang menjadi kunci dari teks yang telah kalian baca tadi. Juga kalian juga harus teliti membaca teks dan jangan hanya fokus pada kecepatan membaca kalian”
“Kalian mengerti?”
Siswa : “Mengerti pak/ibu”
·   Kemudian masing masing siswa mengumpulkan 2 tabel yang telah diisi jawaban.
Guru : “Ya anak-anak tolong kumpulkan tabel yang telah kalian isi tadi”
“Kumpulkan sesuai masing masing kelompok beserta hasil diskusi tiap kelompok!”
“Tolong ketua kelas membimbing siswa yang lain”
Ketua kelas : “Baik pak/bu”
“Ini pak/bu tabel yang diminta tadi”
Guru            : “Terimakasih”
Ketua kelas : “Sama-sama pak/bu”
·   Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru : “Ya bapak/ibu akan memberikan kesempatan kalian untuk bertanya tentang materi yang telah dipelajari tadi”
Siswa : “Tidak pak/bu”

Kegiatan Penutup
·  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari itu.(simpulan)
Guru : “Ayo anak-anak, coba kalian sebutkan apa saja yang sudah kita pelajari hari ini?”
Siswa : “Untuk mengetahui isi dari suatu bacaan,  melatih kemampuan membaca cepat dengan waktu yang telah ditentukan, dan membandingkan isi dua teks pak/bu.”
Guru : “Ya benar sekali”
           “Kita tadi telah belajar……..”
·  Peserta didik  melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar mengajar hari ini dengan   mengungkapkan  perasaan dan manfaatnya.(refleksi)
·  Guru memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.(evaluasi)
·  Guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.
Guru : “Tabel kalian sudah ada pada bapak/ibu, dan bapak/ibu sangat bangga karena kalian mampu melaksanakan pembelajaran hari ini dengan sangat baik.”
·  Guru memberikan tindak lanjut berupa penugasan yaitu pembuatan dokumen sebagai hasil karya siswa secara individu yang isinya adalah hasil diskusi pembelajaran hari ini. Sistematika penulisannya dijelaskan oleh guru terlebih dahulu dan akan dibahas pertemuan berikutnya kemudian dikumpulkan untuk dinilai. (usaha tindak lanjut)
·  Guru menginformasikan kegiatan belajar untuk hari berikutnya. (usaha tindak lanjut)
Guru : “Anak-anak pada pembelajaran berikutnya kita akan membahas tentang tugas individu kalian tadi dan melanjutkan materi yaitu tentang membaca puisi.”
·  Salam dan doa penutup.
Guru         : “sebelum pembelajaran diakhiri, tolong ketua kelas memimpin do’a”
Ketua kelas : “siap grak, berdo’a mulai”
“berdo’a selesai. Beri salam”
Siswa          : “Selamat siang pak/bu”
Guru       : “Selamat siang anak-anak. Hati-hati di jalan ya. Assalamu’alaikum wr.wb”
Siswa          : “Wa’alaikumsalam wr. wb”
    
Penerapan metode KWL ( Know What to Learn ) dalam Pembelajaran
Dalam penerapannya, metode KWL berjalan lebih optimal dibandingkan dengan beberapa metode lain. Karena dasar dari metode KwL sendiri adalah memberikan keleluasan kepada siswa untuk mengembangkan materi ajar yang berupa bacaan teks.
Melalui tiga langkah ( K-W-L) yang saling berkaitan, membantu siswa untuk memahami bacaan yang dibacanya dan menentukan isi dari bacaan tersebut. Setelah melakukan kegiatan pembukaan pada pembelajaran yang berupa: mengucap salam, doa bersama, presensi, dan lain lain, guru kemudian melanjutkannya dengan membuka sesi tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan. Dengan dituntun oleh guru, siswa mencoba untuk mencatat hasil tanya jawab yang dilakukan. Kemudian guru menjelaskan materi ajar pada pembelajaran hari ini. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan tujuan agar siswa terbiasa untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat mereka.
Sesudah itu, guru membagikan bacaan yang telah disiapkan kepada siswa. Bacaan yang dibagikan berjudul Siapa Yang Ambil? dan Gelang Perak Persahabatan. Bacaan ini berasal dari majalah Bobo. Alasan guru memilih media ini karena majalah bobo merupakan bacaan yang tidak asing bagi siswa, memiliki bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan pertumbuhan siswa, isinya menarik dan mudah didapatkan. Siswa dibimbing guru untuk membaca teks bacaan yang telah dibagikan tersebut. Teknik KWL terdiri dari tiga tahap dimana sisa dibimbing untuk membaca kedua bacaan sebanyak tiga kali. Pada proses membaca pertama siswa diharapkan mampu menuliskan tentang apa saja yang telah mereka ketahui dari bacaan tersebut dengan cara membaca sekilas. Setelah siswa menuliskan apa yang mereka ketahui tersebut, siswa diminta membaca kembali untuk menambah informasi yang belum diketahui siswa dan menuliskan apa saja yang ingin mereka pelajari seperti tema, isi pokok dan amanat dalam bacaan. Setelah langkah tersebut mampu dilakukan oleh siswa, siswa kembali diminta untuk membaca teks sebagai kesempatan terakhir bagi mereka untuk dapat menuliskan apa saja yang telah mereka pelajari sehingga siswa mampu menentukan isi pokok dari bacaan tersebut.
Setelah teknik tersebut berhasil diterapkan pada bacaan pertama maka guru melanjutkan pada bacaan yang kedua dengan penerapan teknik yang sama dengan bacaan pertama. Setelah kedua bacaan telah dibaca siswa dengan teknik KWL tersebut, siswa diharapkan mampu menentukan isi dari kedua teks dan kemudian membandingkan isi pokok dari kedua teks tersebut melalui diskusi dengan masing masing kelompok yang dibuat.
Sesi selanjutnya adalah sesi presentasi oleh salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru. Dan dilanjutkan dengan sesi diskusi lingkup besar atau semua kelompok. Semua kelompok diberikan kesempatan menyampaikan pendapat, sanggahan, kritikan maupun pujian terhadap jawaban dari kelompok yang melakukan presentasi. Didalam diskusi guru menjadi penengah dan membimbing siswa untuk menemukan jawaban terbaik dan guru memberikan penekanan terhadap jawaban akhir dari hasil diskusi sebagai pemantapan jawaban kepada siswa.
C. Variasi penilaian dalam pembelajaran membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas melalui teknik KWL ( Know What to Learn ).
                 Evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh, merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk membuat alternatif - alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann,1978:5). Secara umum proses evaluasi dapat dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Evaluasi hasil belajar yang dilakukan dalam membeandingkan isi dua teks dengan membaca secara sekilas digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan ketrampilan siswa dalam membaca dan menyimpulkan isi dari teks bacaan melalui metode KWL ( Know What to Learn ). Acuan yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar ini adalah indikator pencapaian hasil belajar membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan sekilas. Evaluasi juga digunakan penulis untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Indikator yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar, antara lain :
1.      Apakah siswa memiliki ketrampilan membaca dengan baik dan benar ?
2.      Apakah siswa mampu menemukan kata kata kunci, maupun pokok pikiran dalam teks yang diberikan ?
3.      Apakah siswa mampu menyusun kerangka jawaban dari pertanyaan yang diberikan ?
4.      Apakah siswa dapat menyimpulkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas ?
Adapun variasi penilaian yang digunakan dalam membandingkan isi dua teks yang dibaca secara sekilas adalah :

1.      Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
Lembar Pengamatan Sikap
No.
Nama Peserta Didik
Perilaku yang diamati
Disiplin
Jujur
Bekerjasama
Percaya Diri
1.





2.





Dst.






Keterangan:
Berilah kriteria Penilaian dengan angka dari 1 sampai 4 sebagai berikut:
4 : sangat baik
3 : Baik
2 : sedang
1 : kurang

2.      Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

Lembar Penilaian Diri terhadap Sikap
Aspek yang Dinilai   
Ya
Tidak

Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian



Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu



Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami




Membuat catatan




Aktif dalam diskusi kelompok




Memberi tanggapan




Menyerahkan tugas tepat waktu




3.      Portofolio Produk
Penilaian portofolio produk menekankan pada penguasaan materi dari tugas. Tujuan portofolio produk adalah untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Portofolio produk ini menggunakan Portofolio Tampilan dan Portofolio Dokumen.

a)        Portofolio Tampilan

Lembar Penilaian Penampilan

Judul Penampilan      : ………………
Kelas/Kelompok       : ………………
Petunjuk Penilaian    : ………………
1.      Setiap kriteria diberi nilai dalam skala 5 ( 1 – 5 )
2.      Skor 1= rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata;4 = baik; 5 = sangat baik
No
Kriteria Penampilan
Nilai
Catatan
1.
Signifikansi
Ø   Seberapa tingkat kesesuaiaan atau kebermaknaan informasi yang diberikan dengan topik yang dibahas


2.
Pemahaman
Ø  Seberapa baik tingkat pemahaman peserta didik terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah yang disajikan


3.
Argumentasi
Ø  Seberapa baik alasan yang diberikan peserta didik terkait dengan pemahaman yang diberikan


4.
Responsifness
Ø  Seberapa besar kesesuaiaan jawaban yang diberikan peserta didik dengan pertanyan yang muncul


5.
Kerjasama Kelompok
Ø  Seberapa besar anggota kelompok berpartisipasi dalam penyajian?
Ø  Bagaimana para penyaji menghargai pendapat orang lain?
Ø  Bagaimana setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab atas masalah kelompok?


Jumlah


                                                                                        Penilai,

                                                                              ……………………….

b)        Portofolio Dokumen
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Portofolio ini digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik yang sesuai dengan kompetensi dan akan dijadikan dasar penilaian.
Indikator untuk penilaian dokumen ini, antara lain : kelengkapan, kejelasan, akurasi informasi yang didapat, dukungan data, kebermaknaan data grafis, dan kualifikasi dokumen. Untuk menilai suatu dokumen dapat dibuatkan model format penilaiannya.

Lembar Penilaian Dokumen
Judul Dokumen           :
Kelas/Kelompok         :
Petunjuk Penilaian      :
1.      Setiap kriteria diberi skor dalam skala 5 (1-5)
2.      Skor 1 =rendah; 2 =cukup; 3 =rata-rata; 4 =baik; 5 =istimewa
NO
KRITERIA PENILAIAN
NILAI
CATATAN
1
Kelengkapan :
Apakah dokumen lengkap untuk menjawab suatu permasalahan ?


2
Kejelasan :
1.      Tersusun dengan baik
2.      Tertulis dengan baik
3.      Mudah dipahami


3
Informasi :
1.      Akurat
2.      Memadai
3.      Penting


4
Dukungan :
1.      Memuat contoh untuk hal-hal yang utama
2.      Memuat alasan yang baik


5
Data Grafis :
1.      Berkaitan dengan isi setiap bagian
2.      Diberi judul yang tepat
3.      Memberikan informasi
4.      Meningkatkan pemahaman


6
Bagian Dokumentasi :
1.      Cukup memadai
2.      Dapat dipercaya
3.      Berkaitan dengan hal yang dijelaskan
4.      Terpilih (terseleksi)



Jumlah Skor
Kualifikasi Penilaian


                                                                                   
Penilai :

                                                                                    ........................................

Alasan penggunanaan penilaian observasi, penilaian diri dan portofolio produk, antara lain:
Pada penilaian observasi terhadap sikap terdapat sejumlah indikator perilaku yang diamati baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan indera. Sedangkan pada pembelajaran kali ini, siswa diharuskan membaca dua bacaan secara berulang dan bergantian. Untuk itu, didalam proses membaca oleh tiap siswa diperlukan adanya suatu penilaian sikap terhadap masing-masing siswa. Guru dapat memberikan penilaian dengan melakukan pengamatan secara langsung saat siswa sedang membaca bacaan tersebut. Guru dapat melakukan penilaian mulai dari awal proses pembelajaran berlangsung. Aspek penilaian yang dapat diamati untuk dinilai yaitu kedisiplinan siswa saat diperintah untuk memulai dan mengakhiri proses membaca, kejujuran siswa dalam menuliskan setiap jawaban mereka tanpa meniru jawaban temannya, rasa percaya diri siswa ketika mengemukakan pendapat dan kerjasama yang siswa tunjukkan ketika diskusi dengan masing-masing kelompok.
Penilaian terhadap sikap yang ditunjukkan siswa dapat juga dilakukan dengan penilaian diri, yaitu penilaian terhadap kelebihan kekurangan pada diri masing-masing siswa. Pada penilaian ini, guru dapat melakukan penilaian kepada siswa khususnya dalam hal keaktifan masing-masing siswa, seperti: menyakan suatu permasalahan yang belum dipahami, keaktifan dalam diskusi kelompok, keikutsertaan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir. Pada pembelajaran membandingkan isi dua teks ini membutuhkan penilaian yang seperti ini, karena keaktifan masing-masing siswa sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa itu sendiri. Apabila siswa merasa belum memahami suatu materi tetapi tidak berani bertanya kepada gurunya maka pemahaman siswa tersebut dapat terhambat dan mengurangi ketercapaiannya dalam proses belajar.
Penilaian portofolio produk dengan jenis tampilan digunakan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap permasalahan yang disajikan penting untuk dinilai. Pada pembelajaran ini, pemahaman siswa terhadap masing-masing bacaan yang disajikan perlu adanya suatu penilaian. Aspek yang dinilai yaitu ketika siswa menjawab dan menuliskan apa yang diminta oleh gurunya, pertanyaan apa saja yang muncul ketika siswa dihadapkan pada suatu permasalahan dan cara siswa menyelesaikan permasalahan dengan berdiskusi bersam masing-masing kelompok dan cara siswa menanggapi pendapat dari temannya.
Penilaian portofolio produk dengan jenis dokumen dilakukan pada penilaian terhadap hasil diskusi masing-masing kelompok. Setelah siswa berdiskusi dengan masing-masing kelompok kemudian mendapatkan jawaban akhir dan pemantapan dari guru, siswa diminta mendokumentasikan hasil diskusi tersebut secara individu dengan sistematika yang lebih runtut dan rapi. Didalamnya siswa diminta menjelaskan jawabannya sejelas mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan pemahaman siswa sendiri, siswa dapat menuliskan alasan mereka dalam menjawab pertanyaan didalamnya dengan akurat dan dapat dipercaya. Aspek-aspek tersebut dapat dinilai oleh guru sebagai penilaian ketrampilan siswa dalam mendokumentasikan hasil diskusi masing-masing siswa sebagai suatu karya.
IV.   PENUTUP
Simpulan
     Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang sangat penting bagi manusia untuk dapat memahami suatu informasi yang diperoleh melalui proses yang rumit dan memerlukan strategis yang tepat didalamanya untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk dapat mengetahui informasi dari suatu teks, terlebih dahulu harus dapat menentukan apa isi dari teks tersebut dengan cara membaca sekilas. Untuk dapat mengetahui isi dari suatu teks yang telah dibaca terdapat beberapa teknik membaca yang dapat diterapkan. Salah satu teknik tersebut ialah teknik KWL. Teknik KWL berfungsi untuk membimbing siswa dalam menemukan isi dari suatu bacaan melalui tiga tahap didalamnya.
Bacaan yang dapat diterapkan khusunya untuk anak SD kelas atas dalam penggunaan teknik KWL yaitu berupa cerita pendek (cerpen), berbagai jenis pengetahuan seperti flora dan fauna (terlampir). Bacaan tersebut digunakan dengan tujuan siswa dapat memperoleh suatu informasi yang penting dari teks yang telah dibaca melalui teknik KWL. Kemudian ketika siswa diminta untuk membandingkan isi dua teks maka dapat menggunakan teknik KWL ini dengan cara membaca sekilas. Teknik ini juga mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu isi bacaan, selain itu dengan cara membaca sekilas tersebut mampu melatih siswa dalam meningkatkan ketrampilan membaca pada masing-masing siswa.




DARTAR PUSTAKA

Aisah, siti. 2011. “Keefektifan Teknik Membaca Dengan Mengenal, Menjelaskan, dan Mempertimbangkan Gagasan Penulis Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Vii Smp Negeri Di Kecamatan Nguter Sukoharjo”. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni: Universitas Negeri Yogyakarta
Arifin, zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Aritonang, keke T. 2006. “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat”. Pendidikan Penabur: Jakarta
Harsono, Amiliya Setiya Rina dkk. 2012. “Pengaruh Strategi Know Want To Learn (Kwl) Dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa Smp Negeri Di Temanggung”. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Heni, L. 2011. “Cerpen: Siapa yang Ambil?”. Bobo: 18-19.
Patilima, yulin. 2013. “Kemampuan Siswa Membandingkan Dua Teks Di Kelas V SDN 2 Telaga 2 Kabupaten Gorontalo”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Gorontalo.
Indihadi, dian dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Pendidikan: UPI
Irwanto, bambang. 2011. “Cerpen: Gelang Perak Persahabatan”. Bobo: 18-19.
Mulyadi. 2009. “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ngatman dkk. (2012). “Penggunaan Media Pembelajaran Macromedia Flash Dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas V SD”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitan sebelas Maret Surakarta.
Nuryati. 2011. “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas Viii D Smp Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi Dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran membaca di sekoah dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Restyaningrum, devi dkk. 2013. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Sekilas dengan Menggunakan Metode Quantum Reading”. Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sari. 2012. “ Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Bacaan Melalui Membaca Sekilas (Skimming) di Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kota Blitar “. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Suhartiningsih. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Bacaan Cerita Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Area Isi”.
Tarigan, Djago. 1987. Teknik Pengajaran Keterampian Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Wiyodijoyo. 1989. Ketrampilan Membaca. Jakarta




LAMPIRAN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar